Page 19 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 19
Saat ini, RUU Ciptaker sudah masuk pembahasan di tim perumus (timus) dan tim sinkronisasi
(timsin).
"Kalau DIM-nya sudah selesai, di tingkat panja sudah selesai, sekarang sinkronisasi, perumusan
norma ya mungkin per hari ini sudah 30 atau 40 persenan ya norma yang kita sisir kita
sesuaikan,'" kata Baidowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/9).
Ia menegaskan, sampai saat ini belum ada kepastian DPR akan mengesahkan Rancangan
Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020 mendatang. Namun, ia tak menampik
bahwa pengasahan bisa saja dilakukan dalam masa sidang ini.
"Saya nggak tahu itu target (8 Oktober disahkan) dari mana yang disampaikan. Sampai hari ini,
Bamus DPR belum mengagendakan pengesahan RUU Ciptaker. Belum ada, kecuali pembahasan
ini selesai," ujar Baidowi.
Menurut dia, sampai saat ini badan legislasi masih terus melakukan pembahasan. Panja RUU
Ciptaker tak pernah menargetkan waktu kapan disahkan.
"Yang kita capai target kualitas sehingga dalam penyusunan norma di timus (tim perumus) itu
tergantung kerumitan tata bahasa, yang kedua sikap dari fraksi-fraksi. Kalau itu selesai semua,
bisa tanggal 8 selesai," katanya.
Pria yang akrab disapa Awiek tersebut mengungkapkan pembahasan dilakukan dengan
melibatkan banyak pihak. Selain itu, DPR juga menyiarkan secara langsung rapat di tingkat
panja. Anggota Baleg dari Fraksi PAN Guspardi Gaus menilai secara umum pembahasan RUU
Ciptaker sudah selesai.
Ia menuturkan, ada dua klasteryangdikeluarkan, yaitu tentang pers dan pendidikan. Sementara
klaster ketenagakerjaan tetap masuk. 'Tentu, dengan berbagai penyempurnaan-penyempurnaan
yang dilakukan," tuturnya.
Guspardi menilai, rencana demonstrasi buruh menolak pengesahan RUU Ciptaker dijamin
konstitusi. "Silakanlah demo sampaikan maksud dan tujuan, tapi jangan lakukan tindakan yang
menimbulkan sesuatu yang bersifat anarkis," ujarnya.
Ia mengingatkan agar seluruh pihak terkait melakukan dialog dengan buruh terkait apa saja
yang belum sesuai terhadap RUU Ciptaker pada klaster tenaga kerja.
Sementara itu, ratusan buruh menggelar unjuk rasa pada Rabu (30/9) siang di depan Kompleks
Parlemen Senayan, Jakarta. Aksi tersebut diikuti berbagai elemen buruh, seperti FSPMI, FSP
LEM, S PN, KSPI, hingga KSPSI. 'Tuntutan aksi adalah menolak RUU Cipta Kerja. Di mana, buruh
menilai pembahasan omnibus law antara Panja Baleg DPR RI bersama pemerintah masih belum
sesuai harapan buruh," kata Presiden KSPI Said Iqbal dalam keterangn tertulisnya kepada
Republika, Rabu.
Said mengungkapkan, aksi tersebut sekaligus pemanasan menjelang aksi mogok nasional buruh
Indonesia pada 6-8 Oktober 2020 mendatang.
ed: dijus raharjo
18