Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 14

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, dengan diselesaikannya
              pembahasan DIM ini, maka proses penyelesaian RUU Cipta Kerja secara substansi sudah selesai
              dibahas.

              "Tinggal dilakukan sinkronisasi dan perumusan oleh Tim Sinkronisasi dan Tim perumus sampai
              dengan dihasilkan final-draft RUU Cipta Kerja yang segera disahkan di Rapat Paripurna," kata
              Susiwijono, di Jakarta, kemarin.

              Dia  menambahkan,  dengan  telah  diselesaikannya  pembahasan  substansi  RUU  Cipta  Kerja,
              masyarakat bisa mendapatkan jaminan mendapat pesangon dari pemerintah bila ada pemutusan
              hubungan kerja. Selain itu, masyarakat juga akan mendapat kemudahan perizinan usaha bagi
              usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan Koperasi, sertifikasi halal gratis bagi usaha mikro
              dan kecil, kepastian pemanfaatan lahan hutan bagi masyarakat, dan kemudahan perizinan untuk
              bidang perikanan dan kelautan.

              Secara rinci, isi dari RUU Cipta Kerja antara lain sektor UMKM dan Koperasi di mana perizinan
              berusaha memberikan kemudahan dan juga kepastian bagi para pelaku usaha mikro dan kecil.
              RUU Cipta Kerja memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM dengan memberikan kepastian dan
              juga mempercepat proses perizinan dengan melakukan pendaftaran melalui OSS. Pemerintah
              juga  memberikan  kemudahan  bagi  pelaku  usaha  yang  ingin  mendaftarkan  Hak  Kekayaan
              Intelektual (HAKI) bagi produk usahanya.

              Selain itu, pelaku usaha yang ingin mendirikan Perusahaan Terbuka (PT) perseorangan juga
              diberikan kemudahan dengan persyaratan yang mudah dan juga biaya yang murah sehingga
              ada kepastian legalitas bagi pelaku usaha UMKM. "Pemerintah juga mengatur program kemitraan
              bagi pelaku usaha UMKM, dengan menyediakan akses bagi pemanfaatan fasilitas publik seperti
              di rest area, bandara, dan stasiun kereta api untuk menampilkan atau memasarkan produknya,"
              katanya.  Dia  menambahkan,  insentif  fiskal  juga  diberikan  kepada  pelaku  usaha  yang  ingin
              mengembangkan usahanya melalui Dana Alokasi Khusus pemerintah.

              Dalam beleid tersebut, pemerintah juga mempermudah proses pendirian koperasi melalui RUU
              Cipta Kerja. Salah satunya dengan menetapkan minimal jumlah 9 orang sudah dapat mendirikan
              Koperasi Primer. Anggota koperasi juga diberikan keleluasaan untuk melaksanakan prinsip usaha
              koperasi secara syariah dan dapat memanfaatkan teknologi untuk operasional koperasi.

              Terkait sertifikasi halal, pemerintah akan memberikan kemudahan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil
              (UMK) melalui penyederhanaan dan percepatan proses perizinan, dengan memperluas Lembaga
              Pemeriksa Halal, yang dapat dilakukan oleh Ormas Islam dan Perguruan Tinggi Negeri. Selain
              itu,  pelaku  UMK  juga  mendapatkan  kemudahan  dengan  diberikan  pembebasan  biaya  untuk
              mendapatkan sertifikasi halal, karena sertifikasi UMK akan ditanggung oleh pemerintah.

              Hal lain yang diatur dalam RUU Cipta Kerja adalah masalah perkebunan masyarakat di kawasan
              hutan.  Diketahui,  saat  ini  karena  administrasi  dan  tata  ruang  yang  belum  terintegrasi  maka
              sebagian  usaha  perkebunan  masyarakat  berada di  kawasan  hutan.  Melalui  RUU  Cipta  Kerja,
              masyarakat akan dapat memiliki kepastian pemanfaatan atas keterlanjuran lahan yang ada di
              dalam kawasan hutan.

              Adapun, terkait pesangon bagi pekerja, ujar Susiwijono, apabila pekerja terpaksa dirumahkan,
              sebagian kewajiban pembayaran pesangon bagi pekerja akan dilaksanakan oleh pemerintah,
              sehingga ini mengurangi beban pengusaha.

              "Sebelumnya, pengusaha dibebankan dengan jumlah pesangon yang relatif besar sehingga ini
              menurunkan daya saing Indonesia di mata internasional sebagai negara tujuan investasi. RUU
              Cipta Kerja mengakomodasi permasalahan ini dengan menjembatani solusi bagi pekerja dan
              juga pengusaha," katanya.

                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19