Page 10 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 10

Namun, karena perusahaan tersebut diakuisisi oleh perusahaan yang lebih besar, Udin tersingkir
              dan beralih profesi menjadi tukang sapu di sebuah usaha judi.
              "Masa itu masih bebas lagi orang masuk sebelah, jadi tiada pass (passport), tiada surat-surat
              saya punya, tidak pernah juga terkena operasi pendatang haram, orang bilang wajah saya sangat
              Melayu,  mungkinlah  tuh,  makanya  petugas  tidak  pernah  bertanya  surat  atau  paspor  segala
              macam,  ndak  ada cerita begitu," tutur Udin, Rabu (30/9/2020).

              Udin mendapat upah RM 600 atau sekitar Rp 2,1 juta per bulan, sementara setiap bulannya dia
              harus membayar kontrakan sebesar RM 300.

              Dia pun berinisiatif mencari kerja sampingan dengan menawarkan jasa sebagai pencuci piring
              dan tukang bersih-bersih di warung makan milik WNI di sana.


              Selain  mendapat  sedikit  upah,  setidaknya  dia  bisa  makan  gratis  dan  sedikit-sedikit  bisa
              menyimpan uang dari hasil kerjanya.

              ''Saya  tidak  pernah    berkahwin    ,  saya  juga  tidak  pernah  berhubungan  dengan  saya  punya
              keluarga  di  Luwu,  yang  ada,  bagaimana  bertahan  hidup  saja  di  Kota  Kinabalu
              Malaysia,"lanjutnya.

              Alasan tidak pernah jumpa keluarga dan tidak bisa membawa hasil kerjanya, membuat Udin
              enggan bertemu dengan sanak familinya di Luwu.

              Padahal, dia masih memiliki 5 saudara masing-masing Mustar, Sarifah, Nuraini, Edi dan Bati,
              semuanya ada di desa Kanna kecamatan Bastem kabupaten Luwu Sulawesi Selatan.

              ''Saya tunggu masa kelonggaran saja, bila bila masa nanti pemerintah Malaysia sudah bolehkan
              masuk balik, saya  cuba  buat pass, saya akan ambil pakaian dan uang simpanan disana, ada
              sekitar RM 10.000, ndak banyak memang, tapi itu simpanan saya,''katanya.

              Udin  akan  dipulangkan  kembali    Kepala  Seksi  Perlindungan  dan  Pemberdayaan  pada  kantor
              BP2MI Nunukan Arbain, membenarkan keterangan Udin.

              BP2MI Nunukan sudah memulangkan dia pada 16 September 2020 ke Luwu, Sulawesi Selatan,
              namun  ternyata  Udin  memilih  turun  di  daerah  Rappang  bersama  teman  seperjalanannya
              sebelum memutuskan kembali ke Malaysia.
              ''Dia deportan dari Malaysia, kita pulangkan pada 16 September 2020 lalu ke kampungnya, di
              Kabupaten  Luwu  Sulawesi  Selatan,  tapi  ternyata  dia  ikut  temannya  turun  di  Rappang  tidak
              sampai Luwu, seminggu di sana, dia kembali ke Nunukan, niatnya mau kembali masuk sebelah
              (Malaysia),"ujarnya.

              Dari hasil penyelidikan BP2MI Nunukan, Udin mengaku malu  pulang kampung  karena tidak
              membawa  apapun  kecuali  baju  yang  melekat  di  badan.  Padahal,  sudah  puluhan  tahun  dia
              bekerja di Malaysia tanpa sekalipun pulang kampung.
              "Dia ditangkap aparat Malaysia dalam operasi pendatang haram, saat akan pulang kampung
              pada lima bulan lalu, semua pakaian dan uang hasil kerjanya masih ada di Malaysia, kami coba
              telusuri  keterangan  dia,  ternyata  benar,  kami  ada  nomor  telepon  ibu  kosnya  di  Malaysia
              sana,''kata Arbain.
              Namun  demikian,  niat  Udin  kembali  ke  Malaysia  harus  batal,  karena  BP2MI  Nunukan  sudah
              memutuskan  akan  kembali  memulangkannya  ke  Luwu  dan  memastikannya  sampai  pada
              keluarganya.



                                                            9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15