Page 113 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 113
Judul Tidak Dapat Naskah, Demokrat-PKS Sewot
Nama Media Rakyat Merdeka
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL Pg3
Jurnalis BSH
Tanggal 2020-10-09 04:37:00
Ukuran 225x97mmk
Warna Warna
AD Value Rp 40.500.000
News Value Rp 121.500.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
negative - Didi Irawadi Syamsuddin (None) Sudah tiga periode saya jadi anggota DPR. Baru kali
ini saya punya pengalaman yang tidak terduga. Pimpinan DPR telah mengesahkan Rancangan
Undang Undang yang sesat dan cacat prosedur. Tidak ada selembar pun naskah rancangan yang
dibagikan saat rapat paripurna 5 Oktober 2020 tersebut
positive - Didi Irawadi Syamsuddin (None) Padahal kami kemarin hadir pada forum rapat tertinggi
DPR. Dalam forum ini, wajib semua yang hadir diberikan naskah tersebut. Jangankan yang hadir
secara fisik, yang hadir secara virtual pun harus diberikan
negative - Didi Irawadi Syamsuddin (Wasekjen Partai Demokrat) Tidak tampak naskah
rancangan sama sekali. Sungguh ironis, Rancangan Undang Undang Ciptaker yang begitu
penting, tak selembar pun ada di meja kami
negative - Joko Widodo (Presiden) Hal ini penting, agar publik bisa mendapatkan akses lengkap
dan utuh terhadap isu-isu krusial di Undang Undang Cipta Kerja, sesuai apa adanya. Sehingga
tidak menimbulkan multitafsir yang menyesatkan
neutral - Kurniasih Mufidayati (None) Ada apa ini? Sekarang lembaga negara melakukan tafsir
atas beberapa isu krusial dalam Undang Undang Ciptaker, utamanya di klaster ketenagakerjaan
Ringkasan
PARTAI Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih konsisten menolak Undang-undang
Cipta Kerja (Ciptaker). Walapun kalah di Senayan, mereka satu suara, bahwa regulasi itu cacat
prosedur.
Bahkan, faktanya tidak ada anggota dewan yang memiliki naskah itu sekalipun telah disahkan.
Mal ini diungkap salah satu vokalis Partai Demokrat di Senayan. Didi Irawadi Syamsuddin. Tanpa
memegang isi naskah UU Ciptaker, dia merasa heran, apa yang diparipumakan pada 5 Oktober
2020 lalu oleh DPR.
112