Page 111 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 111

KENDALA INVESTOR KE RI DIHARAPKAN BISA TERATASI

              Kehadiran  Undang-Undang  Cipta  Kerja  yang  sempat  menuai  protes  dari  beberapa  elemen
              pekerja diharapkan bisa mengatasi kendala para investor untuk masuk ke Indonesia. Sebab,
              selama ini investor menilai ketidakpastian hukum masih tinggi karena banyaknya aturan yang
              tumpang tindih.

              Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal
              Damuri, dalam keterangannya di lakarta, Kamis (8/10), mengatakan produk legislasi tersebut
              harus  mampu  meningkatkan  daya  tarik  Indonesia  terhadap  investor,  baik  lokal  maupun
              penanaman modal asing langsung (PMA).

              Menurut Jose, selama ini proses perizinan usaha kerap dikeluhkan investor karena banyak aturan
              yang tidak sinkron antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. UU Cipta kerja diharapkan
              memperbaiki  iklim  investasi  dalam  jangka  menengah  panjang,  sehingga  dunia  usaha  lebih
              bergairah dan pada akhirnya ekonomi tumbuh.
              Meskipun  masih  ada  kelompok  yang  menolak  UU  Cipta  Kerja  tersebut,  namun  yang  paling
              penting saat ini adalah fokus mengawal proses penyusunan Peraturan Pemerintah (PP) agar
              sejalan dengan kepentingan UU tersebut

              "Dari UU tentu setelah itu peraturan pemerintah.

              Kemudian masuk lagi ke peraturan di tingkat kementerian. Lalu, masuk ke peraturan daerah.
              Nah, ini yang harus sinkron. Jangan di atas sudah baik, bawahnya tidak sinkron," katanya.

              Kelompok yang belum menerima regulasi tersebut, katanya, bisa mengawal implementasi UU
              Cipta  Kerja  agar  berjalan  sesuai  dengan  cita-cita  pembentukan  aturan  yaitu  menyediakan
              lapangan kerja, bukan sekadar menghadirkan investasi.
              Hal yang tidak kalah penting adalah memastikan investasi yang masuk ke Indonesia berkategori
              padat  karya  dan  menciptakan  lapangan  kerja,  bukan  investasi  yang  justru  menimbulkan
              persoalan bagi masyarakat dan lingkungan. "Jadi, perlu diingat juga bahwa UU ini bukan tentang
              investasi,  tetapi  UU  Cipta  Kerja.  Artinya,  penciptaan  lapangan  kerja,"  katanya.  Dia  berharap
              regulasi tersebut tidak bernasib seperti UU Ketenagakerjaan yang justru menciptakan disinsentif
              bagi dunia usaha untuk masuk ke sektor yang padat karya. "Tahun 2003 bertepatan dengan
              implementasi  UU  Ketenagakerjaan  dan  bom  komoditas,  tapi  lapangan  kerja  di  industri
              manufaktur hanya kurang dari lima ribu orang per tahun," katanya.

              Tetap Diatur

              Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah,  dalam  sosialisasi  UU  Cipta  Kerja  membantah
              ditiadakannya hak cuti pekerja seperti cuti haid dan melahirkan. "Memang tidak diatur di Undang-
              Undang Cipta Kerja. Artinya, kalau tidak dihapus berarti undang-undang yang lama tetap eksis,
              namun  undang-undang  ini  memerintahkan  untuk  pengaturan  lebih  detailnya  di  peraturan
              pemerintah (PP)," kata Ida.

              Ida juga menjelaskan bahwa waktu tetap mengikuti ketentuan UU Ketenagakerjaan, meliputi
              tujuh jam sehari dan 40 jam satu pekan untuk enam hari kerja dalam sepekan. Demikian juga
              dengan waktu kerja delapan jam sehari dan 40 jam satu pekan untuk lima hari kerja dalam satu
              pekan. Sedangkan lembur tetap diatur maksimal empat jam dalam sehari. bud/P-4

              "Kalau tidak dihapus berarti undang-undang yang lama tetap eksis.

              IDA FAUZIYAH

              Menteri Ketenagakerjaan
                                                           110
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116