Page 312 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 312

Dalam penolakannya, buruh meminta pula untuk dikeluarkan peraturan pemerintah pengganti
              undang-undang (Perppu). UU Cipta Kerja dianggap tak memperhatikan kepentingan pekerja tapi
              pemodal.

              "Suratnya sudah diteken, kita kirimkan ke Jakarta," kata Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat
              berbicara di hadapan ribuan buruh yang menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate.

              Sebelumnya, Emil menerima perwakilan buruh di Aula Barat. Dia didampingi Kapolda Jabar Irjen
              Pol Rudy Sufahriadi dan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto. Sejumlah
              alasan penolakan dilontarkan buruh.

              Para buruh itu berasal dari kawasan Bandung Raya. Mereka datang secara bergelombang sejak
              pagi.  Orasi  yang  berisi  penolakan  UU  Cipta  Kerja  dan  juga  makian  terhadap  DPR  yang
              mengesahkannya banyak dilontarkan.

              Dalam  pertemuan  itu,  perwakilan  buruh,  Roy  Jinto  memaparkan  sejumlah  keberatan  di
              antaranya persoalan peraturan outsourcing, upah minimum, ketentuan pesangon, hak cuti yang
              dinilai lebih banyak merugikan karena minim perlindungan.

              Kemudian praktik latihan kerja di tempat kerja. Ketentuan itu seolah menghadirkan kegiatan
              berlatih, tapi malah menghasilkan produksi. Mereka pun tak mendapat upah tapi sekadar uang
              saku sehingga tak sesuai prinsip ketenagakerjaan.

              "Untuk itu, kami meminta untuk mengeluarkan Perppu," katanya. Omnibus Law Cipta Kerja harus
              dibatalkan," tandas Roy Jinto.

              Sedangkan RK menyatakan dapat memahami keberatan buruh atas UU Cipta Kerja. Untuk itu,
              pihaknya mengakomodir keinginan buruh supaya sikap penolakan itu dilayangkan ke pemerintah
              pusat.
              Terlebih,  penyusunan  UU  tersebut  seperti  disampaikan  dalam  pertemuan  itu  tak  melibatkan
              aspirasi  buruh.  "Saya  rasakan  juga  terlalu  cepat,  UU  begitu  kompleks  tapi  waktunya  seperti
              dikebut apalagi di situasi pandemi sehingga jadi pertanyaan," katanya.



































                                                           311
   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317