Page 539 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 539

PBNU: UU CIPTAKER UNTUNGKAN KONGLOMERAT

              JAKARTA(KR) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU), Prof KH Said Aqil
              Siradj mengatakan, Undang Undang (UU) Cipta Kerja (Ciptaker), tidak seimbang.

              Ia menilai, yang terkandung di dalam UU tersebut hanya menguntungkan konglomerat. "Undang
              Undang  Cipta  Kerja  itu  jelas-jelas  tidak  seimbang,  hanya  menguntungkan  satu  kelompok,
              konglomerat, kapitalis, investor, tapi menindas, menginjak kepentingan atau nasib para buruh,
              para petani, rakyat kecil," ujarnya saat memberikan sambuatan secara virtual dalam kegiatan
              PKKMB Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Rabu (7/10).

              KH Said Aqil menjelaskan, warga, termasuk nahdliyin harus memiliki sikap tegas terhadap UU
              Cipta Kerja yang tengah menjadi kontroversial itu. Ia mengajak seluruh warga agar mencari jalan
              keluar bersama dengan caracara yang elegan. "Kita harus punya sikap tegas, dalam hal ini mari
              kita cari jalan keluar yang elegan, yang seimbang, tawasuth," ucapnya.

              Menurut dia, kepentingan konglomerat harus tetap dijamin keselamatannya, tapi rakyat kecil
              juga harus dijamin agar tidak merugi dengan adanya UU Cipta Kerja tersebut, khususnya yang
              menyangkut pertanahan,  kedaulatan pangan dan pendidikan. "Pendidikan dianggap lembaga
              seperti perusahaan, ini tidak benar. Kita harus melakukan judicial review, minta ditinjau ulang,
              tapi dengan cara elegan, bukan cara anarkis," pesan Kiai Said.
              Anggota Badan Anggaran DPR RI, Dr Sukamta menyatakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta
              Kerja yang baru saja disahkan DPR RI pada Senin (5/10) dapat menjadi bumerang bagi ekonomi
              Indonesia. Menurutnya, pasal-pasal kontroversi dalam UU yang banyak disorot publik ini akan
              membuka peluang eksploitasi besar-besaran perusahaan asing ke Indonesia.

              Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, upah minimum pekerja dan buruh tidak
              dihapus  dalam  UU  Cipta  Kerja.  Namun,  penetapannya  memperhitungkan  tingkat  inflasi  dan
              pertumbuhan  ekonomi.  "Salary  yang  diterima  itu  tidak  akan  turun.  Pernyataan  ini  sekaligus
              meluruskan banyaknya informasi miring atau hoaks yang beredar tentang UU Ketenagakerjaan,"
              kata Airlangga Hartarto kepada pers secara virtual.

              Menurut Airlangga, pengaturan upah minimum tetap mengacu UU No 13 Tahun 2003 tentang
              Ketenagakerjaan.  Selanjutnya,  detail  terkait  ketentuan  di  dalamnya  diatur  melalui  regulasi
              turunan, yakni peraturan pemerintah.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, UU Cipta Kerja justru memberikan jaminan
              pengupahan  bagi  buruh.  Menurut  dia,  dalam  beleid  baru,  aturan  tentang  penangguhan
              pembayaran upah dihapus. "Upah tidak bisa ditangguhkan," ucapnya.

              Aturan-aturan yang ada, kata Ida, juga telah memberikan penguatan perlindungan pengupahan,
              termasuk pekerja di bidang usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan demikian, ia memastikan
              UU yang baru tidak mengurangi hak-hak buruh.
              Menko Perekonomian Airlangga memastikan, pesangon tetap dibayarkan. Selain itu juga dalam
              pemutusan hubungan kerja (PHK), pekerja mendapatkan pelatihan dan akses menuju pekerjaan
              yang baru.

              Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta Pemerintah Pusat segera melakukan disemi-nasi UU
              Cipta  Kerja.  Masyarakat  harus  diberi  sosialisasi  secara  masif,  sehingga  mendapat  informasi
              sebenar-benarnya tentang UU yang menuai kontroversi itu.

              Ganjar  menyampaikan  permintaannya  di  sela-sela  kunjungannya  ke  kandang  kambing
              Peternakan Lumut Sutra di Kelurahan Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten
              Purworejo.

                                                           538
   534   535   536   537   538   539   540   541   542   543   544