Page 71 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 71

BUKA DIALOG, HINDARI KEKERASAN

              Di tengah sejumlah penolakan terhadap pengesahan RUU Cipta Kerja, pemerintah diharapkan
              terus membuka ruang dialog terkait peraturan itu. Di sisi lain, kekerasan mesti dihindari dalam
              proses penyaluran aspirasi,

              Ruang dialog terkait Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja yang telah disetujui DPR untuk
              disahkan menjadi UU sangat dibutuhkan. Ini karena komunikasi di antara berbagai pihak terkait
              peraturan itu mendesak dilakukan di tengah munculnya unjuk rasa memprotes RUU tersebut,
              seperti terjadi Kamis (8/10/2020), di sejumlah daerah.

              Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ayumardi Azra, di Jakarta, kemarin,
              mengatakan, Presiden Joko Widodo sebagai inisiator UU Cipta Kerja perlu mengundang pihak-
              pihak terkait untuk berdialog. Mereka meliputi pemimpin buruh, organisasi keislaman, dosen,
              dan guru besar yang menolak pengesahan undang-undang. "Perlu ada dialog dengan mereka
              karena di dalam masyarakat terdapat ketidakpercayaan," tutur Azyumardi.
              Ia  pun  mengimbau  tokoh  dan  pemimpin  demonstran  untuk  mengendalikan  massa  agar  tak
              bertindak anarkistis. Tindakan anarkistis akan berujung pada perusakan fasilitas umum yang
              merugikan  publik.  Di  sisi  lain,  polisi  jangan  sampai  bertindak  berlebihan.  Kepala  Polri  perlu
              menginstruksikan  jajarannya  di  lapangan  supaya  tetap  melakukan  pengamanan  secara
              terkontrol dan terukur.

              Seruan membuka ruang dialog seluas-luasnya disampaikan pula oleh Sekretaris Umum Pimpinan
              Pusat  Muhammadiyah  Abdul  Mu'ti.  Ia  menyatakan,  pemerintah  perlu  memahami  suasana
              psikologis dan kekecewaan masyarakat.

              Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, UU Cipta
              Kerja itu perlu dipandang dengan kritis, tetapi harus disampaikan secara elegan. "Mari kita cari
              jalan keluar yang elegan, yang seimbang dan tawassuth (moderat)," ungkapnya.
              Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menegaskan,
              tidak  ada  pemerintah  yang  mau  menyengsarakan  rakyatnya.  Dalam  pernyataan  yang
              ditandatangani  Menko  Polhukam,  Menteri  Dalam  Negeri,  Kepala  Badan  Intelijen  Negara,
              Panglima  TNI,  dan  Kepala  Polri  itu,  pemerintah  menyatakan  menghormati  kebebasan
              berpendapat dan menyampaikan aspirasi sepanjang tak mengganggu ketertiban umum.

              39 rancangan peraturan

              Menyusul  persetujuan  DPR  agar  RUU  Cipta  Kerja  disahkan  menjadi  UU,  ada  39  rancangan
              peraturan yang perlu dibuat. Untuk kluster ketenagakerjaan, ada 3-5 peraturan pemerintah yang
              harus  disiapkan.  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  menyatakan,  kementeriannya  akan
              membahas  rancangan  peraturan  pemerintah  (RPP)  dalam  forum  tripartit  nasional  yang
              melibatkan serikat pekerja, buruh, dan pengusaha.
              Terkait  lembaga  investasi,  Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto
              menyatakan, RUU Cipta Kerja menjadi payung hukum bagi pembentukan lembaga pengelola
              keuangan (sovereign wealth fund) khusus investasi. Secara umum, skema dan pengorganisasian
              Otoritas  Investasi  Indonesia  mirip  lembaga pengelola  investasi  Khazanah  Nasional  Berhad  di
              Malaysia serta Government Investment Corporation dan Temasek di Singapura.

              Sementara dalam demonstrasi menolak pengesahan RUU Cipta Kerja di Harmoni, Jakarta Pusat,
              kemarin, bentrokan terjadi antara pengunjuk rasa dan polisi. Menurut mahasiswa pengunjuk
              rasa, ada provokator pemicu rusuh.




                                                           70
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76