Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 76

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan, 40 aturan turunan
              dari Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dapat rampung dalam sebulan. Target ini sesuai dengan
              arahan dari Presiden. Joko Widodo (Jokowi).

              Airlangga  menjelaskan, aturan  turunan  dibutuhkan  untuk  melaksanakan  poin-poin dalam  UU
              Cipta Kerja yang baru saja disetujui oleh DPR pada Senin (5/10) itu. "Ada 35 PP (peraturan
              pemerintah)  dan  lima per  pres  (peraturan  presiden),  diharapkan  dapat segera  diselasaikan,"
              ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (8/10) pagi.



              TURUNKAN UU CIPTAKER DIKEBUT

              .JAKARTA  ---  Menteri  Koordinator  Bidang Perekonomian  Airlangga  Hartarto  menargetkan,  40
              aturan turunan dari Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dapat rampung dalam sebulan. Target ini
              sesuai dengan arahan dari Presiden.Joko Widodo (Jokowi).

              Airlangga  menjelaskan, aturan  turunan  dibutuhkan  untuk  melaksanakan  poin-poin dalam  UU
              Cipta Kerja yang baru saja disetujui oleh DPR pada Senin (5/10) itu. "Ada 35 PP (peraturan
              pemerintah)  dan  lima  per  pres  (peraturan  presiden),diharapkan  dapat  segera  diselasaikan,"
              ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (8/10) pagi.

              Airlangga menuturkan, dalam aturan yang ada, peraturan turunan sebenarnya secara formal
              boleh dirampungkan dalam waktu tiga bulan setelah diundangkan. Tapi, agar UU Cipta Kerja
              dapat segera dilaksanakan, pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan target sebulan.

              Salah satu regulasi yang akan dikebut adalah aturan hukum mengenai Sovereign Wealth Fund
              (SWF) atau dalam UU Cipta Kerja disebut sebagai Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Regulasi
              turunannya ditargetkan selesai dalam satu pekan, sesuai instruksi Presiden Jokowi.
              Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani  menuturkan,  produk  hukum  turunan  dalam  bentuk  peraturan
              pemerintah (PP) itu kini sudah mulai dibuat. "Presiden minta PP-nya selesai paling cepat. Jadi
              kita lakukan sesuai instruksi Bapak Presiden, satu pekan," katanya dalam konferensi pers virtual,
              Rabu (7/10).

              PP mengenai LPI akan membahas cara-cara pemerintah dalam menghimpun modal awal LPI.
              Sesuai UU Cipta Kerja, modal awal LPI terdiri atas empat opsi. Pilihan ituadalahda-na tunai,
              barang milik negara, piutang negara pada BUMN atau perseroan terbatas, ataupun saham milik
              negara pada BUMN atau perseroan terbatas. Untuk modal awal, Sri berharap, nilainya dapat
              mencapai  Rp  75  triliun  atau  sekitar  5  mfliardolar  AS.  Dengan  ekuitas  itu,  pemerintah
              menargetkan dapat menarik investasi tiga kali lipat. "Sekitar Rp 225 triliun atau 15 billbn USD"
              katanya Aturan turunan yang juga akan diselesaikan dalam waktu dekat adalah PP mengenai
              upah  minimum,  seiring  dengan  pembahan  terhadap  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003
              tentang  Ketenagakerjaan.  PP  ini  akan  membahas  pembaharuan  ketentuan  dan  tata  cara
              penetapan upah minimum serta formulasinya.

              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fau-ziyah  memastikan,  pembahasan  PP  akan  menyertakan
              pemangku kepentingan ketenagakerjaan, termasuk serikat pekerjaatau buruh. Pihakpe-ngusaha
              juga akan dilibatkan, dengan diwakili oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar
              Dagang  dan  Industri  (Kadin).  "Kami  benar-benar  memastikan,  pembahasan  PP  menyertakan
              stakeholclerkete-nagakerjaan," ujar Ida, kemarin.

              Menteri  Dalam  Negeri  Tito  Kar-navian  juga  menyebutkan,  PP  turunan  UU  Cipta  Kerja  akan
              dirampungkan  pada  bulan  depan,  sebagaimana  perintah  Presiden  RI  Joko  Widodo.  "Beliau
              perintahkan paling lambat bulan depan harus selesai," kata Tito, Rabu (7/10).


                                                           75
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81