Page 126 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 DESEMBER 2020
P. 126
BUAH SIMALAKAMA, INDUSTRI 4.0 DIBUTUHKAN TAPI GERUS PEKERJAAN
KONVENSIONAL
Menteri Ketenagakerjaan ( Menaker ) Ida Fauziyah membeberkan sejumlah tantangan di sektor
ketenagakerjaan seiring terakselerasinya digitalisasi di berbagai sektor ekonomi. Seperti
diketahui, pandemi Corona Covid-19 mendorong penggunaan teknologi digital yang lebih masif.
Teknologi ini hadir sebagai solusi untuk menekan kontak fisik dalam berbagai aktivitas keseharian
masyarakat.
Memasuki industri 4.0, Ida menyebutkan banyak jenis usaha dan pekerjaan yang tidak
berkembang bahkan hilang. Seperti industri padat karya yang akan digantikan oleh proses
otomatisasi.
"World Economy Forum, dalam laporan terbarunya memperkirakan akan ada 95 juta pekerjaan
baru yang tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerjaan yang akan berkurang," ujar Ida dalam
Kompasianival 2020, Jumat (4/12/2020).
Sementara, untuk di Indonesia sendiri, Ida menjelaskan bahwa McKinsey dalam laporannya telah
memprediksi akan ada 23 juta jenis pekerjaan yang terdampak oleh otomatisasi. Serta akan ada
puluhan juta pekerjaan baru yang muncul dalam kurun waktu tersebut.
"Kemanaker sendiri tahun 2017 telah melakukan kajian pasar kerja dan memperkirakan bahwa
industri teknologi informasi dan telekomunikasi akan menjadi industri yang paling tinggi
pertumbuhannya untuk beberapa waktu kedepan," kata Ida. Dalam kajian ini, juga
memproyeksikan jenis pekerjaan yang berkaitan dengan kedua sektor industri tersebut. Seperti
programer, analisis data, dan perancang kecerdasan buatan, diperkirakan akan menjadi
pekerjaan yang akan tumbuh sangat pesat.
"Sementara pekerjaan tradisional yang perannya dapat digantikan oleh teknologi digital, seperti
tukang cetak pengantar surat dan resepsionis, akan semakin menurun permintaannya di masa
yang akan datang," kata Menaker Ida.
Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan, Suhartono, memastikan
kementeriannya telah mempunyai lima strategi dalam menghadapi transformasi
ketenagakerjaan akibat revolusi Industri 4.0 dan dampak pandemi Covid-19.
"Seiring semakin cepat berubahnya dunia ketenagakerjaan akibat proses otomatisasi industri
dan dampak pandemi Covid-19. Kemnaker telah menyiapkan strategi untuk bisa berperan dalam
proses link and match pasar kerja melalui pelatihan vokasi yang dilakukan," ujarnya dalam
Webinar bertajuk Tingkatkan Ekonomi Lewat Jualan Produk Virtual Mitra Bukalapak di vidio, Rabu
(30/9).
Pertama, melakukan analisis dinamika permintaan dan penawaran di sektor ketenagakerjaan
akibat pandemi Covid-19. Kedua, penyiapan kompetensi baru melalui pelatihan kerja dengan
tripple skilling, yakni Skilling, Re-skilling dan Up skilling.
"Kemnaker sendiri mempunyai 200 BLK yang akan terus dimaksimalkan. Kami bisa hadir untuk
ikut memberikan pelatihan. Kami punya fasilitas itu," tegasnya.
Ketiga, peningkatan soft skill kewirausahaan dan produktivitas kerja. "Kami punya SDM, tapi
permasalahannya membuat orang menjadi wirausaha," imbuh dia.
Keempat, melakukan re-design kurikulum dna metode. Antara lain dengan pendekatan human
digital skills dan metode blended training. Terakhir, mengoptimalkan proses kolaborasi antara
dunia industri, lemabaga diklat, berbagai asosiasi pengusaha (Kadin, Apindo, dan lainnya. Hal ini
untuk identifikasi kebutuhan kompetensi.
125