Page 130 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 DESEMBER 2020
P. 130
INI JENIS PEKERJAAN YANG MUNCUL DAN HILANG DI MASA DEPAN
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, membeberkan sejumlah tantangan sektor
ketenagakerjaan di era digital. Memasuki industri 4.0, Menteri Ida menyebutkan banyak jenis
usaha dan pekerjaan yang tidak berkembang bahkan hilang.
"Kemanaker sendiri tahun 2017 telah melakukan kajian pasar kerja dan memperkirakan bahwa
industri teknologi informasi dan telekomunikasi akan menjadi industri yang paling tinggi
pertumbuhannya untuk beberapa waktu ke depan," kata Menteri Ida dalam Kompasianival 2020,
Jumat (4/12).
Kajian ini juga memproyeksikan jenis pekerjaan seperti programer, analisis data, dan perancang
kecerdasan buatan, diperkirakan akan menjadi pekerjaan yang akan tumbuh sangat pesat.
Sementara, industri padat karya akan tergantikan oleh proses otomatisasi.
"Sementara pekerjaan tradisional yang perannya dapat digantikan oleh teknologi digital, seperti
tukang cetak, pengantar surat dan resepsionis, akan semakin menurun permintaannya di masa
yang akan datang," kata Menteri Ida.
Sementara, untuk di Indonesia sendiri, Menteri Ida menjelaskan bahwa McKinsey memprediksi
akan ada 23 juta jenis pekerjaan yang terdampak oleh otomatisasi. Serta akan ada puluhan juta
pekerjaan baru yang muncul dalam kurun waktu tersebut.
"World Economy Forum, dalam laporan terbarunya memperkirakan akan ada 95 juta pekerjaan
baru yang tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerjaan yang akan berkurang," ujar Menteri
Ida.
Jokowi : 56 Persen Pekerjaan di 5 Negara ASEAN Terancam Hilang Akibat Otomatisasi Presiden
Joko Widodo atau Jokowi mengatakan ASEAN maupun Indonesia memiliki potensi digital yang
sangat besar. Kendati begitu, hal ini membuat sejumlah lapangan pekerjaan di beberapa negara
ASEAN terancam hilang akibat otomatisasi.
Dia menyampaikan bahwa pada tahun 2025, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan berada pada
kisaran USD 200 miliar. Sementara di Indonesia, diperkirakan mencapai USD 133 miliar.
"Namun, tantangan transformasi digital masih sangat banyak. Pertama, banyak jenis usaha dan
pekerjaan lama yang tutup. Sekitar 56 persen pekerjaan di lima negara ASEAN terancam hilang
akibat otomatisasi," kata Jokowi melalui video yang diunggah di YouTube Sekretariat Presiden,
Sabtu (14/11).
Jokowi menyampaikan hal itu saat memberi sambutan dalam ASEAN Bussiness and Investment
Summit secara virtual, Jumat 13 November 2020. Tantangan lainnya yakni, kesenjangan digital
yang masih sangat besar di negara ASEAN.
Penyebabnya, internet sebagai infrastruktur utama ekonomi digital belum merata di seluruh
negara ASEAN. Jokowi mengungkap dari 10 negara ASEAN, hanya 3 negara yang memiliki tingkat
penetrasi internet di atas 80 persen.
Dia menekankan perlunya terobosan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Jokowi
menilai Indonesia harus mempercepat transformasi digital.
"Apalagi saat ini kegiatan ekonomi digital ASEAN masih kecil, hanya sebesar tujuh persen dari
total PDB ASEAN," jelasnya.
Untuk itu, terdapat sejumlah hal yang harus terus didorong oleh negara-negara ASEAN. Pertama,
memastikan bahwa revolusi digital berjalan secara inklusif dengan memperhatikan aspek access,
affordability, dan ability.
129