Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 DESEMBER 2020
P. 4

23 JUTA JENIS PEKERJAAN DI INDONESIA BAKAL DIGANTIKAN ROBOT

              Memasuki  era  revolusi  industri  4.0  ditandai  dengan  penggunaan  teknologi  digital,  akan  ada
              banyak jenis usaha yang tidak berkembang bahkan hilang. Hal itu diungkapkan oleh Menteri
              Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.

              Dia  menyebutkan,  industri  padat  karya  bakal  digantikan  dengan  mesin.  Proses  otomatisasi
              diperkirakan akan semakin masif dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini telah diprediksi oleh
              berbagai  pihak,  diantaranya  World  Economic  Forum  (WEF),  dengan  laporan  terbarunya
              memperkirakan akan ada 95 juta pekerjaan baru yang yang tumbuh bersamaan dengan 85 juta
              pekerja yang akan bergerak.
              "Untuk Indonesia, McKinsey telah memprediksi akan ada 23 juta jenis pekerjaan yang terdampak
              oleh otomatisasi serta akan ada puluhan juta pekerjaan baru yang muncul dalam kurun waktu
              tersebut," ujarnya secara virtual dalam event Kompasianival, Jumat (4/12/2020).

              Lebih  lanjut  Ida  menambahkan,  dari  Kementerian  Ketenagakerjan  sendiri  tahun  2017,  telah
              melakukan kajian pasar kerja yang memperkirakan bahwa industri teknologi, komunikasi, dan
              informasi akan menjadi industri yang paling tinggi pertumbuhannya.

              "Dalam  kajian  tersebut  juga  memproyeksikan  jenis  pekerjaan  yang  berkaitan  dengan  kedua
              sektor industri tersebut seperti programer, analis data, dan perancang kecerdasan buatan akan
              menjadi pekerjaan yang tumbuh pesat," katanya.

              Sementara untuk  pekerjaan  tradisional  lanjut  Ida,  perannya  dapat  digantikan  oleh  teknologi
              digital  seperti  tukang  cetak,  pengantar  surat,  dan  resepsionis  akan  semakin  menurun
              permintaannya di masa depan.

              Ida  menuturkan,  adanya  pandemi  Covid-19  ini  membuat  masyarakat  maupun  industri
              membentuk tatanan kehidupan baru. Tidak hanya industri yang menerapkan Work From Home
              (WFH) tapi juga pola konsumsi masyarakat berubah. Perubahan ini tentu memberikan efek yang
              besar terhadap perilaku industri dan pekerja sehingga tercipta sebuah tatanan baru dalam dunia
              kerja.

              Teknologi juga membuat pekerjaan menjadi sangat fleksibel baik secara waktu ataupun tempat,
              sehingga pekerjaan tidak lagi harus dikerjakan dari kantor dengan jam kerja yang monoton.
              Perubahan ini mempercepat transformasi ketenagakerjaan yang terus bergerak ke arah revolusi
              industri 4.0.

              "Pada akhirnya, profil dan skill tenaga kerja yang dibutuhkan di masa depan juga berubah," kata
              dia.

              Dalam riset WEF, kata Ida, sudah memprediksi kemampuan yang akan semakin dibutuhkan ke
              depannya. Yakni pemikiran kritis dan analitis, kreativitas dan inovasi, penggunaan dan desain
              teknologi,  kemampuan  menyelesaikan  masalah,  fleksibilitas,  kemampuan  menghadapi  stress
              serta  kepemimpinan  dan  pengaruh sosial. Sementara  itu,  juga  ditemukan  kemampuan  yang
              banyak berhubungan dengan kemampuan manual dan tradisional akan berkurang jumlahnya.

              "Oleh karena itu, pada saat ini kompetensi dan fleksibilitas kerja menjadi poin utama. Tenaga
              kerja juga dituntut untuk menguasai perkembangan teknologi dengan soft skills yang memadai.
              Selain itu, kreativitas, inovasi dan kewirausahaan akan menjadi poin penting bagi perkembangan
              dunia usaha ke depannya," ujar Ida.

              Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " " Penulis : Ade Miranti Karunia Editor :
              Erlangga Djumena.


                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9