Page 122 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 DESEMBER 2020
P. 122

DELAPAN PMI KORBAN KEJAHATAN DI MALAYSIA TIBA DI ENTIKONG

              Sebanyak delapan perempuan pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban kejahatan
              agen  penyalur  pekerja  di  Malaysia  sudah  tiba  di  Pos  Lintas  Batas  Negara  (PLBN)  Entikong,
              Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

              Di antara pekerja yang tiba di PLBN Entikong dari Malaysia ada Maria Sipa, perempuan asal Alor,
              Nusa  Tenggara  Timur.  "Saya  dan  pastinya  kami  berdelapan  orang  ini  tentu  merasa  sangat
              bahagia hingga tiada terkira sudah diselamatkan dan dapat kembali ke Indonesia," kata Maria
              Sipa saat ditemui di PLBN Entikong, Minggu.

              "Saking senangnya saya tidak dapat mengungkapkan apa-apa. Hanya kata terima kasih kami
              kepada KJRI Kuching dan Polisi Malaysia serta pihak terkait lainnya yang telah menolong kami,"
              katanya sambil menahan isak tangis.

              Maria Sipa dan tujuh pekerja asal Indonesia yang lain merasa ditipu oleh agen penyalur pekerja
              di Malaysia karena tidak mendapat gaji sebagaimana yang dijanjikan, dipaksa bekerja dalam
              keadaan sakit, dan diperlakukan dengan buruk oleh agen penyalur kerja di Sarawak.

              "Saya sudah dua tahun tujuh bulan bekerja di Miri, Sarawak, Malaysia. Awalnya kami disuruh
              kerja di rumah majikan masing-masing seperti biasa, tapi lama-kelamaan, meskipun dalam sakit
              tetal dipaksa terus bekerja. Kalau tidak mau bekerja sehari saja gaji dipotong RM100 hingga
              RM200 serta mendapat perlakuan kasar," katanya.

              "Kami di sana ada yang bekerja sebagai (petugas kebersihan) di hotel, kantor, dan di rumah
              para majikan. Kami sewaktu di Indonesia dijanjikan gaji sebesar RM1.000 atau sekitar Rp3 juta
              lebih, namun setelah bekerja di Malaysia hanya mendapat gaji RM800 itu pun tidak tentu," ia
              menambahkan.

              Dia menuturkan bahwa saat di tempat penampungan dia dan kawan-kawannya hanya diberi
              beras. Maria Sipa bekerja di Malaysia tidak melalui prosedur resmi. Dia diajak ke Malaysia oleh
              kawannya,  yang  mengatakan  bahwa  legalitas  dan  kontrak  kerjanya  akan  diurus  setiba  di
              Malaysia.

              Namun setelah tiba di Malaysia, yang dijanjikan kepadanya tidak terwujud. "Hanya dengan lisan
              saja bahwa kita dikontrak kerja selama dua tahun, tetapi setelah dua tahun sewaktu saya mau
              ambil gaji dan minta pulang, tidak dihiraukan sama sekali oleh agen, malah dipaksa kerja terus,"
              katanya.

              Selain itu, agen penyalur pekerja membatasi akses keluar bagi Maria Sipa dan kawan-kawannya
              serta menyita telepon genggam dan uang mereka.

              "Beruntung Tuhan masih memberi kami pertolongan, dan walau dalam segala kesulitan kami
              bisa kembali ke Indonesia, untuk bisa berkumpul dengan keluarga," katanya. Ant/N-3.


















                                                           121
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127