Page 35 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 DESEMBER 2020
P. 35

terintegrasi yang memuat data serta informasi mengenai program pelatihan, penempatan, dan
              hal-hal lain terkait dengan ketenagakerjaan.
              "Saat  ini  pemerintah  melalui  Kemenaker  telah  memiliki  Sistem  Informasi  Ketenagakerjaan
              (Sisnaker]," kata Ida.

              OPSI, seperti disampaikan Sekretaris Jenderal Timboel Siregar, mengingatkan mengenai potensi
              kenaikan  jumlah  PHI  tersebut  jika  pemerintah  kurang  baik  dalam  mengelola  proses  transisi
              pemberlakukan payung hukum ketenagakerjaan di era baru melalui UU Ciptaker.

              "Implikasinya, proses pemulihan pasar kerja pun akan terganggu."

              Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis dari Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, PN Bandung,
              PN Surabaya, dan PN Semarang, terdapat 894 gugatan PHI tahun ini. Lebih sedikit dibandingkan
              dengan tahun sebelumnya, yakni 941 gugatan.
              Penurunan  ini  disebabkan  dua  faktor,  yaitu  pemahaman  kondisi  force  majeur  yang  dialami
              perusahaan dan risiko perselisihan tidak setimpal bagi para pekerja akibat kesempatan kerja ikut
              surut akibat pandemi Covid-19.

              Pada  2021,  faktor-faktor  tersebut  kemungkinan  besar  tidak  lagi  menjadi  penghambat  bagi
              penambahan jumlah gugatan terkait dengan perselisihan hubungan industrial.

              Menurut  Timboel,  beberapa  hal  masih  menyisakan  pertanyaan di  masa transisi  tahun  depan
              seperti  masalah  kontrak  kerja  dan  tenaga  alih  daya.  Bila  masalah  ini  tidak  ditangani  secara
              kondusif maka berpotensi meningkatkan ketidakpastian berusaha bagi investor.

              Sementara itu, pengusaha dan pekerja siap melakukan perundingan bipartit pada masa peralihan
              dari UU Nomor 13 Tahun 2003 ke UU Ciptaker. Dalam perundingan tersebut akan dilakukan juga
              penyesuaian terhadap perjanjian kerja bersama (PKB) dengan undang-undang yang berlaku.

              "Nanti otomatis akan ada fase antara pengusaha dan pekerja duduk bersama untuk melakukan
              penyesuaian perjanjian kerja bersama," ujar Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri
              (Kadin) Indonesia Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Anton J. SupiL PKB dalam
              Pasal 61 huruf 'e' UU Ciptaker baru dijelaskan sebagai adanya keadaan atau kejadian tertentu
              yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
              yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

              Penjelasan  lebih  lanjut  belum  terpublikasi  dan  masih  menunggu  rampungnya  rancangan
              peraturan  pemerintah  (RPP)  turunan  dari  UU  Ciptaker.  Ke  depan,  kata  Anton,  pelaku  usaha
              berharap substansi dari RPP UU Ciptaker tidak kontraproduktif dengan tujuan utama dibuatnya
              aturan tersebut, yakni penciptaan lapangan pekerjaan.

              Dimintai  pendapatnya,  Direktur  Eksekutif  Center  of  Refonn  on  Economics  Mohammad  Faisal
              mengatakan pemerintah seharusnya sudah mengakomodasi aspirasi dan keluhan dari berbagai
              pemangku kepentingan, termasuk pekerja, dalam pembahasan RPP UU Ciptaker, sehingga tak
              perlu bersikap defensif dan terburu-buru.

              JAGA HUBUNGAN DI MASA TRANSISI

              UU  Cipta  Kerja  atau  Omnibus  Law  memang  telah  disahkan  dengan  tujuan  yang  intinya
              memberikan  karpet  merah  bagi  investor  untuk  berusaha  agar  memberikan  lapangan  kerja
              seluas-luasnya.  Pasalnya,  angkatan  kerja  terus  meningkat  setiap  tahun,  sedangkan  tingkat
              penyerapannya jauh lebih sedikit.

              Di sisi lain, dengan adanya UU Cipta Kerja bukan berarti segala sesuatu pasti berjalan mulus.
              Aturan main ini harus dikawal total agar potensi perselisihan hubungan industrial bisa dikelola
                                                           34
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40