Page 60 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2020
P. 60

Ringkasan

              Sekretaris Jenderal DPP Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI)-Konfederasi Serikat
              Pekerja Indonesia (KSPI) Riden Hatam Aziz mengatakan pihaknya ini tengah mengupayakan
              menggunakan  jalur  uji  materil  dan  uji  formil  ke  Mahkamah  Konsitusi  untuk  membatalkan
              Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja. Ditemui di tengah aksi FSPMI-KSPI di kawasan Silang
              Monas Barat, Riden mengatakan saat ini pihaknya sidang uji materil yang diupayakan pihaknya
              telah masuk sidang ke tiga di Mahkamah Konstitusi.



              FSPMI-KSPI UPAYAKAN JALUR UJI MATERIL DAN UJI FORMIL UNTUK BATALKAN
              UU OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

              Sekretaris Jenderal DPP Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI)-Konfederasi Serikat
              Pekerja Indonesia (KSPI) Riden Hatam Aziz mengatakan pihaknya ini tengah mengupayakan
              menggunakan  jalur  uji  materil  dan  uji  formil  ke  Mahkamah  Konsitusi  untuk  membatalkan
              Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.

              Ditemui di tengah aksi FSPMI-KSPI di kawasan Silang Monas Barat, Riden mengatakan saat ini
              pihaknya sidang uji materil yang diupayakan pihaknya telah masuk sidang ke tiga di Mahkamah
              Konstitusi.

              Sidang uji materil tersebut, kata Riden, rencananya digelar dua minggu sekali ke depannya.
              Dalam uji materil tersebut, kata Riden, ada 15 hal yang diminta untuk dibatalkan dalam Undang-
              Undang tersebut.

              "Tentunya yang paling pokok hubungan kerja PKWT, tentang pesangon, outsourcing, Tenaga
              Kerja Asing, sanksi pidana, waktu kerja, bebasnya outsourcing tadi, alih daya, dan lainnya," kata
              Riden di Kawasan Silang Monas Barat Jakarta Pusat pada Selasa (29/12/2020).

              Sementara itu, untuk uji formil, Riden sudah mendaftarkannya pada pertengah Desember 2020.

              Namun  demikian,  kata  Riden,  pihaknya  belum  mendapatkan  nomor  perkara  untuk  uji  formil
              tersebut.

              Berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya, diperkirakan sidang baru akan digelar sekira
              bulan Mei tahun 2021.

              Untuk  kedua  sidang  tersebut,  kata  Riden,  pihaknya  akan  memnuhi  semua  persyaratan  dan
              mekanisme persidangan yang telah ditentukan oleh Mahkamah Konstitusi .

              Riden mengatakan sejauh ini pihaknya cukup yakin akan memenangkan gugatan tersebut.

              Namun  demikian,  ia  berharap  kepada  Majelis  Hakim  Konstitusi  dapat  memutuskan  perkara
              tersebut dengan hati nuraninya.

              "Kami cukup percaya. Makanya, ketika apa harapan terhadap MK ya saya menjawab hanya satu
              saja. Nurani. Gunakan nurani dan keadilan. Karena saya yakin Majelis pun tahu tentang proses
              ini. Karena kan banyak para ahli, baik hukum tata negara, hukum pidana, ahli pembentukan
              undang-undang sudah statement semua. Professor professor sudah menyatakan bahwa Undang-
              Undang ini cara pembuatannya amburadul. Itulah yang kami maksud Majelis, mohon gunakan
              nurani," kata Riden.




                                                           59
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65