Page 58 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2020
P. 58

SPRI SUKOHARJO INGATKAN PHK MASSAL MASIH JADI ANCAMAN BURUH

              SUKOHARJO - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal masih menjadi ancaman bagi buruh
              tahun 2021 mendatang. Sebab kondisi pelaku usaha masih diterpa masalah ekonomi karena
              pandemi virus corona. Disisi lain juga mulai berlaku penerapan Undang Undang Cipta Kerja dan
              pemberian upah minimum kabupaten (UMK) tahun 2021 belum sesuai harapan.

              Ketua  Serikat  Pekerja  Republik  Indonesia  (SPRI)  Sukoharjo  Sukarno,  Selasa  (29/12/2020),
              mengatakan,  SPRI  Sukoharjo  mengkhawatirkan  berkaitan  dengan  kondisi  buruh  tahun  2021
              mendatang  karena  masih  rawan  terjadi  PHK  massal.  Sebab  buruh  sudah  banyak  kehilangan
              pekerjaan pada tahun 2020 ini akibat pandemi virus corona. Kondisi diperparah dengan adanya
              kebijakan pemerintah yang tidak memihak buruh salah satunya ditetapkannya Undang Undang
              Cipta  Kerja.  Dampak  dari  kebijakan  tersebut  sudah  dirasakan  buruh  dalam  penetapan  upah
              tahun depan belum sesuai harapan.

              "Catatan kami pada tahun 2020 ini sudah banyak buruh terkena PHK dan tahun 2021 mendatang
              ancaman PHK massal masih berpeluang terjadi. Sebab karena pandemi virus corona dan dampak
              Undang  Undang  Cipta  Kerja  serta  aturan  lain  yang  tidak  memihak  buruh,"  ujarnya.  SPRI
              Sukoharjo  masih  terus  berkoordinasi  dengan  serikat  pekerja  lain  termasuk  dinas.  Hal  ini
              dilakukan  agar  hak  buruh  bisa  semuanya  terpenuhi.  "Disatu  sisi  buruh  tetap  berhak
              mendapatkan hak disisi lain pengusaha apabila melanggar ketentuan maka juga wajib mendapat
              sanksi," lanjutnya.
              Pemantauan juga masih dilakukan SPRI Sukoharjo terhadap ratusan buruh yang sebelumnya
              terkena  status dirumahkan  oleh  pihak pengusaha.  Beberapa  diantara  mereka  sudah  kembali
              bekerja seperti biasa, namun masih banyak yang belum jelas kapan bisa kerja kembali. Sukarno
              mengatakan, buruh terkena PHK mereka juga masih memerlukan perhatian dari pemerintah.
              Sebab berbagai program yang disediakan belum semuanya mampu menampung penghidupan
              mereka. SPRI Sukoharjo meminta pada pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja baru dan
              tidak sekedar bantuan saja.

              Sebelumnya  Sukarno,  mengatakan,  besaran  UMK  Tahun  2021  sudah  disosialisasikan  kepada
              serikat  pekerja  beberapa  hari  lalu.  Sosialisasi  masih  terus  dilakukan  sampai  ditingkat  buruh.
              Dalam sosialisasi tersebut ditekankan terkait besaran upah yang akan diterima tahun depan.
              Sosialisasi dilakukan resmi oleh dinas setelah ada penetapan besaran UMK Tahun 2021 oleh
              gubernur.  Serikat  pekerja  dikatakan  Sukarno  meski  belum  puas  dengan  angka  yang  telah
              ditetapkan, namun tetap menerima materi sosialisasi dari petugas.
              "Sosialisasi  besaran  UMK  Tahun  2021  sudah  diterima  serikat  pekerja  dari  dinas.  Tapi
              penekananya  buruh  ingin  upah  yang  diterima  sesuai  aturan.  Jangan  sampai  ada  pengusaha
              melakukan  pelanggaran  dan  sampai  detik  ini  kami  belum  mendengar  ada  pengusaha
              mengajukan  keberatan.  Artinya  para  pengusaha  siap  membayar  upah  sesuai  ketentuan,"
              lanjutnya.

              Sukarno  menanggapi  kondisi  tersebut  dengan  lega  mengingat  sudah  ada  kesanggupan  dari
              pengusaha membayar upah buruh sesuai UMK. SPRI Sukoharjo akan melakukan pemantauan
              langsung ke beberapa perusahaan untuk mengetahui besaran upah yang diterima buruh sudah
              sesuai aturan atau belum. Penetapan UMK Kabupaten Sukoharjo Tahun 2021 sudah diketahui
              SPRI Sukoharjo melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 561/62 Tahun 2020.
              SPRI  Sukoharjo  melihat  penetapan  UMK  tersebut  masih  belum  puas.  Sebab  angka  yang
              ditetapkan jauh dari harapan buruh.

              "UMK Kabupaten Sukoharjo sesuai penetapan gubernur hanya naik 2,5 persen jauh dari usulan
              buruh dimana SPRI Sukoharjo mengusulkan naik sebesar 4 persen sesuai hasil survei Kebutuhan
              Hidup Layak (KHL) sebesar Rp 2.538.237," lanjutnya.(Mam).

                                                           57
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63