Page 22 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JUNI 2021
P. 22

LONJAKAN KASUS BERPOTENSI GANGGU INDUSTRI

              Lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan belakangan ini berpotensi mengganggu kinerja industri
              yang  mulai  ekspansif.  Jika  situasi  tidak  cepat  terkendali  dengan  pembatasan  aktivitas  dan
              vaksinasi yang gencar, laju pemulihan ekonomi akan kembali melambat dan Indonesia bisa lebih
              lama terjebak dalam resesi.

              Wakil  Ketua  Umum  Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  Bidang  Industri  Johnny
              Darmawan, Senin (21/6/2021), mengatakan, perekonomian tidak akan kembali normal selama
              Covid-19 tidak selesai diatasi. Meski industri sempat memasuki zona ekspansif, kondisi itu tidak
              akan bertahan lama karena pandemi belum terkendali sepenuhnya.

              Sebelum lonjakan kasus Covid-19, sejumlah sektor industri sempat mengalami pemulihan. Hal
              itu tampak dari indeks manajer pembelian (purchasing managers' index/PMI) Indonesia yang
              selama tujuh bulan berturut-turut mengalami ekspansi dan mencapai angka tertinggi pada Mei
              2021.
              Mengutip data IHS Markit, PMI Indonesia menyentuh posisi 55,2 poin pada Mei 2021. Posisi itu
              tertinggi selama 10 tahun terakhir.

              Pertumbuhan  permintaan  baru  yang  kuat  mendorong  kebutuhan  produksi  lebih  tinggi.
              Perusahaan juga mulai berani merekrut pekerja kembali untuk memenuhi kapasitas produksi.

              Akan tetapi, menurut Johnny, kasus Covid-19 yang beberapa pekan terakhir ini melonjak bisa
              membuat  dunia  usaha  kembali  mundur.  Apalagi,  mengingat  lonjakan  kasus  tertinggi  ada  di
              sejumlah daerah yang merupakan sentra industri, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
              dan Jawa Timur.

              "Bagaimana  ekonomi  mau  bergerak  kalau  Covid-19  bertambah  lagi.  Pergerakan  orang
              berkurang,  permintaan  menurun,  dan  produksi  pasti  kembali  terhambat.  Apalagi,  kegiatan
              produksi di pabrik-pabrik akan kembali dibatasi," kata Johnny.

              Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa mengatakan, sektor tekstil
              dan garmen yang bersifat padat karya turut merasakan dampak lonjakan kasus Covid-19. Kasus
              positif di kalangan pekerja juga mulai muncul meski dengan gejala ringan.

              "Sebenarnya, permintaan sempat naik pasca-Lebaran kemarin, tetapi belakangan ini akan ada
              syok  sehingga  trennya  kami  perkirakan  akan  menurun.  Kami  sendiri  sedang  memikirkan
              kesehatan dulu, baru bisnis," ucap Jemmy.

              Ekonom  Institute  for  Development  of  Economics  and  Finance,  Ahmad  Heri  Firdaus,  menilai,
              strategi gas dan rem yang ditempuh pemerintah sudah keliru sejak awal. Kebijakan penanganan
              kesehatan dan ekonomi sama-sama tidak optimal. Kasus Covid-19 ibarat bom waktu yang hanya
              melandai untuk sementara, tetapi sewaktu-waktu bisa meledak.

              Ia berharap pemerintah bisa lebih tegas memberlakukan pengetatan dan pembatasan kegiatan.
              "Konsekuensinya,  ekonomi  pasti  lesu  lagi.  Tetapi,  mau  tidak  mau,  suka  tidak  suka,  harus
              ditempuh supaya ke depan kita bisa bangkit secara konsisten. Kalau tidak, kita terus terjebak
              terkatung-katung seperti ini," tutur Heri.

              Diperketat

              Menanggapi  lonjakan  kasus  Covid-19  di  lingkungan  industri,  Menteri  Perindustrian  Agus
              Gumiwang  Kartasasmita  mengimbau  pelaku  industri  untuk  memperketat  protokol  kesehatan
              dalam  melaksanakan  kegiatan  produksi.  Hal  itu  sejalan  dengan  kembali  diterapkannya
              pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada 22 Juni - 5 Juli 2021.

                                                           21
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27