Page 71 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 AGUSTUS 2020
P. 71

Terkait  PMI  kelautan,  tumpang  tindih  terlihat  dalam  kewenangan  penerbitan  izin  bagi
              perusahaan  pengirim  PMI.  Ke-menterian  Perdagangan  dan  Dinas  Perdagangan  bisa
              mengeluarkan surat izin usaha perdagangan (SIUP) penempatan ABK oleh agen ABK.

              Kementerian  Perhubungan  bisa  mengeluarkan  surat  izin  usaha  perekrutan  dan  penempatan
              awak kapal (SIUPPAK).

              Adapun Kementerian Ketenagakerjaan bisa mengeluarkan surat izin perusahaan penempatan
              pekerja migran Indonesia (SIP3MI) kepada perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia
              (P3MI)- SIUP penempatan ABK, SIUPPAK, dan SIP3MI sama-sama bisa digunakan sebagai izin
              mengirim PMI kelautan. Seharusnya, cukup satu pintu.

              Terlalu banyak lembaga yang bisa menerbitkan izin pengiriman PMI sektor kelautan menyulitkan
              pengawasan.  Hal  itu  juga  menambah  persoalan  lama  akibat  adanya  pengiriman  PMI  secara
              ilegal. Kemenlu, BP2MI, bahkan Migrant Care bolak-balik mendapat laporan PMI bermasalah
              karena berangkat secara ilegal.
              Banyak PMI datang ke negara lain dengan visa pendatang sehingga secara hukum mereka tidak
              boleh bekerja di sana. Dengan itu, mereka tidak mungkin membuat kontrak kerja yang dilindungi
              hukum negara lain. Tanpa kontrak kerja, mereka nyaris tak berbuat apa-apa. "Indonesia bisa
              menekan itu jika meratifikasi konvensi ILO No 188 dan mengesahkan RPP Perlindungan Pekerja
              Migran Sektor Kelautan," kata Hariyanto.

              Direktur  Perlindungan  WNI  dan  Badan  Hukum  Indonesia  pada  Kemenlu  RI  Judha  Nugra-ha
              membenarkan bahwa salah satu kendala perlindungan PMI sektor kelautan adalah ketidak-

              Tiga warga negara Indonesia anak buah kapal China, Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118, saat
              memberikan  keterangan  kepada  wartawan  di  Pangkalan  TNI  Angkatan  Laut  Batam,  Provinsi
              Kepulauan Riau, Rabu (8/7/2020). jelasan data. Banyak PMI sektor kelautan, juga sektor lain,
              tidak  pernah  melapor  ke  perwakilan  Indonesia.  Mereka  baru  mengadu  saat  ada  masalah.
              Kemenlu dan perwakilan RI di luar negeri biasanya fokus untuk repatriasi dan pembayaran upah
              PMI yang bermasalah.

              Oknum aparat terlibat

              Benny menambahkan, masalah yang memicu pemberangkatan ilegal di antaranya soal biaya.
              Pemerintah  pernah  mencoba  mengatasinya  dengan  menyediakan  kredit  usaha  rakyat  (KUR)
              untuk  biaya  pelatihan  dan  keberangkatan  PMI.  Fasilitas  itu  malah  disalahgunakan  sindikat
              pengirim PMI ilegal.

              Lewat  Peraturan  BP2MI  No  9/2020,  BP2MI  membebaskan  biaya  penempatan  PMI  sektor
              tertentu. PMI tidak dapat dibebani biaya penempatan berupa tiket pergi dan pulang, visa kerja,
              legalisasi  perjanjian  kerja  ,  pelatihan  kerja,  sertifikat  kompetensi  kerja  ,  jasa  perusahaan,
              penggantian paspor, surat keterangan catatan kepolisian,
              jaminan sosial PMI, pemeriksaan kesehatan dan psikologi di dalam negeri. Pembebasan diberikan
              kepada PMI pengurus rumah tangga, pengasuh bayi, pengasuh lanjut lansia, juru masak, sopir
              keluarga, perawat taman, pengasuh anak, petugas kebersihan, pekerja  perkebunan, dan ABK
              perikanan.
              Sindikat pengiriman PMI secara ilegal melibatkan oknum aparat, sipil, dan militer. Ga-ra-gara
              sindikat, banyak PMI tidak terdata dan terlindungi. Menurut Hariyanto, SBMI sering mengungkap
              data  perusahaan  yang  terlibat  pengiriman  PMI  ilegal.  Sayangnya,  perusahaan,  pemilik,  dan
              pengelolanya tidak dikenai hukuman maksimal.

              KOMPAS/PANDU WIYOCiA

                                                           70
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76