Page 179 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2021
P. 179

BP2MI DORONG PENATAAN KELEMBAGAAN AGAR TAK ADA DUALISME
              KEWENANGAN
              Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)  mendorong  adanya  penataan
              kelembagaan  untuk  penguatan  pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (PMI).  Hal  ini  untuk
              menghindari  tumpang  tindih  atau  dualisme  kewenangan  dan  ego  sektoral  dengan
              Kementerian/Lembaga lainnya.

              "Saat ini, BP2MI sedang mengupayakan untuk mendorong revisi Peraturan Presiden (Perpres)
              No.  90/2020  tentang  Badan  Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia,  untuk  memberikan
              penegasan tugas dan tanggung jawab Badan selaku operator dan Kementerian selaku regulator,"
              jelas Kepala BP2MI, Benny Rhamdani dalam keterangan tertulis, Senin (19/7/2021).

              Hal ini dia ungkapkan dalam focus group discussion secara virtual. FGD tersebut dilakukan untuk
              mengakomodasi  dan  mencari  solusi  atas  sejumlah  permasalahan  kelembagaan  yang  dialami
              BP2MI dalam memberikan perlindungan kepada pekerja migran Indonesia (PMI).
              Benny  menjelaskan  secara  implikatif  permasalahan  dualisme  kewenangan  dan  ego  sektoral
              tersebut melahirkan berbagai permasalahan. Masalah tersebut antara lain seperti inefektivitas
              kinerja kementerian/lembaga yang bersangkutan, inefisiensi anggaran, perlindungan PMI yang
              tidak optimal, dan terjadinya gesekan di lapangan sampai ke tingkat daerah.

              "Tumpang tindih kelembagaan dapat dilihat pada peraturan hukum yang saling tumpang tindih.
              Misalnya, Peraturan Pemerintah (PP) No. 59/2021 tentang Pelaksanaan Perlindungan PMI, yang
              hampir  sama  dengan  ketentuan  UU  No.  18/2017  tentang  Perlindungan  Pekerja  Migran
              Indonesia," imbuh Benny.

              "Semestinya,  PP  tersebut  menjabarkan  tugas  perlindungan  PMI  secara  lebih  rinci  dan
              memberikan penjelasan terkait perbedaan tugas antara Kementerian dan Badan," sambungnya.

              Melihat  berbagai  fakta  di  lapangan,  Benny  merekomendasikan  agar  Satuan  Tugas  (Satgas)
              Pemberantasan Sindikat Penempatan Ilegal PMI membantu dalam membuat asesmen.

              Tugasnya  adalah  untuk  memetakan  peran,  fungsi,  dan  tumpang  tindih  kewenangan
              kelembagaan, baik antara Kementerian, Badan, maupun Pemerintah Daerah. Jika diperlukan,
              assessment juga dapat melibatkan lembaga independen.

              Selain itu, Benny juga merekomendasikan untuk memecah masalah kelembagaan tersebut, revisi
              terhadap  Perpres  No.  90/2020  tentang  Badan  Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia,  perlu
              dilakukan dengan pilihan-pilihan politik.

              Seperti membubarkan salah satu lembaga yaitu dalam hal ini BP2MI, atau perubahan peran
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang hanya berfokus pada pembuat kebijakan dan
              perlindungan pekerja dalam negeri.

              Menurutnya, Kemnaker idealnya hanya mengurus tenaga kerja di dalam negeri saja, sementara
              terkait urusan PMI ke luar negeri menjadi urusan BP2MI.

              "Jabatan sebagai Kepala Badan maupun jabatan birokrasi lainnya, memiliki periode tertentu yang
              akan  mengalami  pergantian.  Akan  tetapi,  penguatan  penataan  kelembagaan  BP2MI  harus
              menjadi perhatian yang sangat penting dan terus mendapatkan tindak lanjut, demi tercapainya
              sinergitas dan kolaborasi dengan Kementerian/Lembaga terkait yang ideal dalam memberikan
              perlindungan terbaik bagi PMI," tegas Benny.

              Sebagai  informasi,  kegiatan  FGD  tersebut  turut  melibatkan  sejumlah  pihak  seperti  Ahli
              Administrasi Publik dan Kelembagaan Pemerintah, Prof. Eko Prasojo; Project Director SAFE Seas,

                                                           178
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184