Page 32 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2021
P. 32
Upaya pemerintah menjaga perekonomian dan penanganan Covid-19, menurut dia, sudah
bagus. Hanya saja, belanja kesehatan di daerah belum optimal. "Ini juga ditegaskan oleh
Kementerian Keuangan, terutama soal insentif tenaga kesehatan. Kedua, perlu ada percepatan
pencairan dan pendistribusian bantuan sosial," tegas dia.
Dahulukan Kesehatan
Kepala Ekonom BRI, Anton Hend-ranata mengungkapkan, Covid-19 terbukti meluluhlantakkan
seluruh tatanan kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, maupun politik, dengan daya rusak
yang luar biasa.
"Jadi, pilihan yang sangat rasional adalah menuntaskan terlebih dahulu pandemi Covid-19, baru
aspek ekonomi dan sosial akan ikut dengan sendirinya," tutur dia.
Saat ini, menurut Anton, Indonesia memerlukan satu pemikiran, satu aksi, dan satu tujuan yang
sama dalam menanggulangi lonjakan penyebaran Covid-19. "Bagaimana kondisi
perekonomiannya? Tidak apa-apa rehat sejenak daripada Covid-19 merajalela dan menghantui
kehidupan masyarakat, menimbulkan kesedihan mendalam, dan trauma nasional," tandas dia.
Dia menegaskan, jika Covid-19 semakin tak terkendali, hampir dipastikan kerusakan ekonomi
Indonesia semakin parah. Bila itu terjadi, membangun dan menata ulang perekonomian
Indonesia akan lebih mahal biayanya. Bisa jadi pulihnya pun akan lebih lama karena Indonesia
akan kehilangan banyak SDM terbaik dan produktif.
"Untuk itu, PPKM Darurat harus kita dukung sepenuh hati. Ini seperti jamu pahit bagi
perekonomian. Percayalah, pemerintah pasti akan meredam jamu pahit ini dengan bantuan
sosial untuk masyarakat bawah yang paling rentan terkena dampak PPKM Darurat," papar dia.
Anton mengemukakan, penanganan Covid-19 juga tidak boleh setengah-se-tengah. Pandemi ini
harus ditangani secara multidimensi. Aspek kesehatan adalah yang pertama, diikuti aspek
ekonomi dengan kebijakan fiskal ekspansif dan moneter superlonggar, kemudian aspek sosial
dan poltik, serta harus ditambah aspek religius.
"Berkaitan dengan aspek religius ini, saya kira pemuka agama menjadi sentral penting dan bisa
berkontribusi lebih untuk menguatkan iman rakyat Indonesia bahwa pandemi pasti akan berlalu,"
jelas dia.
Tumbuh Positif
Ekonom Bank Permata, Josua Par-dede mengatakan, momentum pemulihan ekonomi nasional
mulai terlihat sejak kuartal 11-2021 setelah empat kuartal sebelumnya terkontraksi.
"Ekonomi kita akan kembali tumbuh positif mulai kuartal II. Pada kuartal II, III, dan IV tahun
lalu, hingga kuartal I tahun ini, atau selama empat kuartal, kita mengalami pertumbuhan negatif.
Tapi pada kuartal II tahun ini, kita akan mengalami pertumbuhan positif," ujar dia.
Menurut Josua, tren Covid-19 mulai meningkat sejak pertengahan Juni 2021, sehingga
pemerintah menerapkan PPKM Darurat. "Kita berharap tren kasus Covid melandai, sehingga
masih diperlukan perpanjangan PPKM Darurat,4* ucap dia.
Dia menjelaskan, masyarakat berharap pemerintah lebih fokus menangani kasus Covid-19.
"Ketersediaan kamar dan fasilitas kesehatan saat ini semakin terbatas. Karena itu pula,
pemerintah memperpanjang PPKM Darurat agar kasus Covid tidak terus bertambah. Dengan
begitu pula, ekonomi lebih cepat pulih," tandas dia.
India, kata Josua, melakukan penguncian akses wilayah (lockdown) saat terjadi gelombang
kedua Co-vid-19. Ekonomi India terbukti lebih cepat rebound dibandingkan saat terjadi
31

