Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2021
P. 80

Anwar menyebutkan, efek negatif pada kesehatan fisik meliputi nyeri akibat terlalu lama duduk
              dan gangguan penglihatan atau iritasi mata akibat terlalu lama menatap layar komputer, laptop,
              atau handphone.

              Selain itu, kesehatan psikis atau kesehatan mental juga terpengaruh oleh perubahan cara kerja
              pascapandemi tersebut.

              Menurut Anwar, seseorang menjadi lebih sensitif, cepat marah, sering merasa letih dan lesu
              ketika bekerja secara online.

              "Hal ini tentunya dapat menghambat pelayanan ketenagakerjaan yang harus kita berikan kepada
              masyarakat  yang  membutuhkan,"  kata  Anwar,  dalam  keterangan  tertulis  yang  diterima
              Kompas.com pada Selasa (20/7/2021).


              Lebih parahnya lagi, lanjut dia, dampak negatif pada kesehatan fisik dan psikis bisa membuat
              pelayanan ketenagakerjaan tidak terselenggara dengan baik.

              Anwar mengatakan, ia tak ingin para pegawai di lingkungan Kemenaker mengalami gangguan
              akibat dampak negatif dari bekerja secara online.

              Menurutnya, efek-efek negatif seperti itu dapat menjadi penyakit apabila tidak ditanggulangi
              sejak dini. Hal ini pun akan berdampak buruk di kemudian hari.

              "Kita dituntut  untuk tidak  hanya  mampu  bekerja  secara  produktif,  tetapi  juga  dapat bekerja
              secara inovatif, khususnya dalam rangka memberikan pelayanan fungsi-fungsi ketenagakerjaan
              kepada masyarakat," ujar Anwar.

              Ia  pun  menyadari,  tuntutan  untuk  terus  bekerja  secara  produktif  di  masa  pandemi  ini  tidak
              mudah untuk dicapai.

              Penghambat produktivitas tersebut meliputi tidak adanya kesiapan dalam perencanaan kerja,
              sarana  prasarana,  maupun  pemanfaatan  teknologi  informasi  untuk  mendukung  kelancaran
              pekerjaan.

              "Adaptasi kebiasaan baru menuntut kita untuk siap menggunakan teknologi informasi di tengah
              perkembangan disrupsi industri yang dikenal dengan revolusi industri 4.0," kata Anwar.

              Menanggapi  hal  tersebut,  Kepala  Pusat  Pengembangan  SDM  Ketenagakerjaan  Kemenaker
              Helmiaty Basri mengatakan, pihaknya menginisiasi webinar untuk meningkatkan kinerja, inovasi,
              informasi kebugaran jasmani, serta mengelola emosi pegawai.

              Webinar yang menghadirkan Praktisi Kesehatan Lula Kamal dan Psikolog Tika Bisono tersebut
              diikuti oleh 1.164 peserta dari 33 provinsi di Indonesia.

              Adapun tujuan dari webinar tersebut adalah menjaga kinerja, kebugaran, dan pengelolaan emosi
              para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kemenaker.

              Helmiaty ingin semua pegawai Kemenaker tetap sehat dan bahagia.

              "Untuk mencapai tujuan tersebut, materi webinar ada dua pokok bahasan, yaitu tetap bugar
              saat pandemi dan menjaga kesehatan saat sering online meeting (Zoom)," jelasnya.








                                                           79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85