Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JULI 2021
P. 76
BURUH PABRIK MENJERIT SAAT PPKM DARURAT, SATGAS COVID-19 SENTIL
PENGUSAHA
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta pengusaha untuk mengikuti aturan
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di tempat kerja.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, meski perusahaan tersebut termasuk
dalam sektor esensial yang dikecualikan dalam PPKM Darurat, pengusaha tetap harus mengikuti
aturan Instruksi Mendagri nomor 15 tahun 2021.
"Seharusnya (perusahaan) menerapkan sistem bekerja 50 persen WFO (Work From Office) dan
50 WFH (Work From Home), pada prinsipnya, seluruh kegiatan dan operasional pabrik harus
mematuhi ketentuan yang berlaku selama PPKM Darurat," kata Wiku dalam jumpa pers virtual
pada Selasa (20/7/2021).
Wiku menegaskan, aturan ini dibuat agar tidak terjadi klaster penularan Covid-19 di lingkungan
kerja buruh dan membebani penanganan pandemi secara nasional.
"Kami mohon pengelola pabrik untuk memastikan pembagian jam kerja dan jumlah pekerja
sesuai dengan ketentuan PPKM Darurat," tegasnya.
Dia juga meminta Satgas Covid-19 di tiap daerah untuk mengawasi jalannya operasional
perusahaan-perusahaan tersebut, dan menindak tegas jika terjadi pelanggaran.
Sebelumnya, sejumlah buruh di Indonesia mengeluh karena tetap masuk kerja meski dalam
status terpapar atau positif Covid-19.
"Ini memang faktanya seperti itu, jadi memang mereka cenderung memilih masuklah mereka
mengambil resiko masuk walaupun dalam keadaan sakit toh mereka pikir gejala juga tidak
seberapa," kata Ketua Umum serikat buruh dari FSP TSK KSPSI, Helmi Salim dalam konferensi
pers daring, Senin (19/7/2021).
Helmi membeberkan, nekatnya sejumlah buruh yang memilih tetap bekerja meski dalam kondisi
positif covid lantaran adanya kekhawatiran. Salah satunya karena takut upahnya tidak dibayar
oleh pihak perusahaan.
"Ya pertama memang motivasi buruh masuk bekerja karena takut nggak mendapatkan upah.
Benar itu. Banyak kan mereka yang dirumahkan tanpa upah. Jadi dia ada kekhawatiran walaupun
dia tidak masuk upahnya dibayar apa nggak? Tidak ada kepastian untuk itu," ungkapnya.
Ia menambahkan, buruh tidak akan nekat pergi bekerja bila dalam kondisi positif Covid-19
dengan gejala yang berat.
Helmi menyampaikan, memang ada sejumlah perusahaan yang memberikan fasilitas kesehatan
di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang kepada para buruh. Namun, tidak semua perusahaan
memberikan hal itu kepada buruh.
75

