Page 20 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 DESEMBER 2020
P. 20
Judul Ada Program Amnesti, KBRI Muscat Pulangkan 54 Pekerja Migran
Indonesia
Nama Media detik.com
Newstrend Kepulangan PMI Oman
Halaman/URL https://news.detik.com/berita/5290587/ada-program-amnesti-kbri-
muscat-pulangkan-54-pekerja-migran-indonesia
Jurnalis Tim detikcom
Tanggal 2020-12-11 04:11:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Ringkasan
KBRI Muscat memulangkan pekerja migran Indonesia (PMI) sebagai rangkaian program amnesti
di Oman . Sebanyak 54 pekerja telah diberangkatkan ke tanah air dalam dua gelombang.
Menurut keterangan KBRI Muscat, Jumat (11/12/2020), pemulangan gelombang pertama
dilakukan pada Rabu (9/12). Sebanyak 16 orang, dipulangkan ke tanah air. Satu dari 16 orang
tersebut gagal pulang karena sakit.
ADA PROGRAM AMNESTI, KBRI MUSCAT PULANGKAN 54 PEKERJA MIGRAN
INDONESIA
KBRI Muscat memulangkan pekerja migran Indonesia (PMI) sebagai rangkaian program amnesti
di Oman . Sebanyak 54 pekerja telah diberangkatkan ke tanah air dalam dua gelombang.
Menurut keterangan KBRI Muscat, Jumat (11/12/2020), pemulangan gelombang pertama
dilakukan pada Rabu (9/12). Sebanyak 16 orang, dipulangkan ke tanah air. Satu dari 16 orang
tersebut gagal pulang karena sakit.
Mereka telah tiba di Indonesia pada dan disambut oleh Kepala BP2MI, Benny Rhamdani. Benny
menyampaikan, PMI merupakan pahlawan devisa negara, sehingga negara akan berupaya
memberikan pelayanan khusus bagi PMI yang kembali ke tanah air.
Sementara itu, gelombang ke dua pemulangan PMI akan dilakukan pada Kamis (10/12).
Sebanyak 38 PMI yang dipulagkan ke tanah air dengan maskapai Qatar Airways. 38 PMI tersebut
akan tiba di Indonesia pada Jumat (11/12).
Dalam rombongan tersebut, terdapat 2 PMI dan 2 anaknya masing-masing yang masih balita.
Ayah dari kedua anak tersebut merupakan orang asing dan warga Oman yang masih tinggal di
Oman hingga saat ini.
Diperkirakan cukup banyak PMI yang menikah dengan warga Oman dan warga asing lainnya,
utamanya WN Bangladesh, India dan Pakistan. Perkawinan mereka umumnya dilakukan dibawah
tangan dan akan menjadi potensi permasalahan tersendiri di kemudian hari.
19