Page 112 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2020
P. 112
Adaptasi yang cepat terhadap kondisi terkini dan percepatan digitalisasi layanan menjadi
backbone dari layanan prima di masa pandemi seperti saat ini. "Tindakan ini merupakan langkah
yang tepat dalam mengantisipasi lonjakan pengajuan klaim, khususnya Jaminan Hari Tua (JHT)
para pekerja," kata Agus.
Seperti diketahui bersama, pada masa awal pandemi, yaitu kuartal 2 tahun 2020, terjadi
peningkatan jumlah pengajuan klaim JHT imbas dari merebaknya Covid-19 secara global. Agus
mengatakan proses digitalisasi secara menyeluruh sebenarnya baru akan dilaksanakan pada
tahun 2021 mendatang yang tertuang dalam peta jalan BPJAMSOSTEK.
Namun kondisi pandemi Covid-19 ini mendorong tidak hanya BPJAMSOSTEK, namun semua
perusahaan sektor jasa layanan untuk segera melakukan perubahan yang dibutuhkan, dan
percepatan transformasi digital menjadi opsi terbaik yang harus dilakukan.
Pihak BPJAMSOSTEK membenarkan terjadinya lonjakan permintaan klaim JHT di masa pandemi.
Mengacu pada data pengajuan klaim JHT, puncak tertinggi terjadi pada bulan Juli 2020 dengan
jumlah permintaan mencapai 329.283 kasus.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada bulan yang sama permintaan klaim JHT
mencapai 197.410 kasus atau setara dengan 166,8% (YoY). Perlu diingat, pada tahun 2019
layanan masih dilakukan secara normal di kantor cabang BPJAMSOSTEK dan pada lonjakan tahun
ini, layanan dilakukan melalui Lapak Asik.
Sepanjang tahun 2020 ini, terhitung hingga Oktober 2020 tercatat pengajuan Klaim JHT
mencapai 2,19 juta kasus dengan nilai Rp27,82 Miliar yang jika dibandingkan dengan data tahun
2019, meningkat sebesar 19.23 persen YoY untuk permintaan JHT.
Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK, Krishna Syarif, berharap dengan adanya transformasi digital
ini dapat memenuhi ekspektasi masyarakat dalam mengakses layanan BPJAMSOSTEK, baik di
masa pandemi maupun ke depannya. Dirinya menyatakan selalu terbuka untuk saran dan
masukan dari pemangku kepentingan, termasuk para pekerja, agar layanan yang diberikan oleh
BPJAMSOSTEK selalu prima dan mampu memenuhi ekspektasi masyarakat pekerja.
Selain itu dirinya juga berpesan kepada para peserta yang telah memenuhi eligibilitas dalam
mengajukan pencairan klaim JHT agar segera mengajukan aplikasi klaim yang bisa diakses
melalui Lapak Asik, baik Online maupun On-site. Adapun eligibilitas yang dimaksud Krishna
adalah pekerja yang telah memasuki usia pensiun (56 tahun), berhenti bekerja, meninggal
dunia,meninggalkan wilayah RI untuk selamanya,terkena cacat total tetap dan kepesertaan
minimal 10 tahun untuk pengambilan JHT sebagian (10% atau 30%).
Selain itu, BPJAMSOSTEK juga fokus pada pengembangan infrastruktur layanan digital bagi
Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tersebar di berbagai negara. Hal ini penting dilakukan
mengingat kenyamanan PMI dalam mengakses layanan BPJAMSOSTEK, termasuk pembayaran
iuran maupun proses klaim saat berada di negara penempatan.
Beberapa negara tersebut antara lain Hong Kong, Taiwan, Jepang, dan sebagainya. Namun
dikarenakan pandemi Covid-19, untuk sementara ini tertunda perkembangannya.
Pengembangan digital lainnya yang dilakukan oleh BPJAMSOSTEK adalah dengan mengeluarkan
menu pelaporan kecelakaan kerja pada aplikasi BPJSTKU. Menu ini berguna untuk
mempermudah peserta dalam melaporkan kejadian kecelakaan kerja. Dengan adanya menu ini,
peserta yang mengalami kecelakaan kerja dapat langsung ditangani untuk mendapatkan
pelayanan perawatan dan pengobatan tanpa batasan biaya.
Selama masa pandemi ini, BPJAMSOSTEK juga gencar melakukan kegiatan-kegiatan yang
engage dengan pekerja, masyarakat umum, stakeholders, dan peserta BPJAMSOSTEK, melalui
sosialisasi layanan digital interaktif pada kegiatan webinar. "Kami menyadari bahwa kebutuhan
111