Page 302 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2020
P. 302
Ia menyebut peristiwa ini berawal dari demonstrasi sejumlah massa dari luar pabrik, Senin
(14/12) pagi. Mereka mendesak perusahaan agar buruh yang sudah bekerja di atas tiga tahun
diangkat sebagai pegawai tetap.
"Awalnya pedemo saja dan buruh akhirnya terprovokasi dan ikut-ikutan juga," ujarnya dihubungi
CNNIndonesia.com, Selasa (15/12).
Informasi lain yang diperoleh CNNIndonesia.com, massa aksi yang menggelar demonstrasi
adalah Serikat dan Perlindungan Tenaga Kerja (SPTK) Kabupaten Konawe bergabung Dewan
Pengurus Wilayah Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional Sulawesi Tenggara.
Mereka meminta kejelasan perusahaan terkait perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) karyawan
VDNI yang jangka waktu pekerjaannya lebih dari 36 bulan, agar diangkat menjadi karyawan
tetap di PT VDNI.
Mereka juga menuntut kenaikan upah bagi buruh yang sudah lebih dari satu tahun bekerja sesuai
dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 Pasal 42.
Menurut Kapolres, perusahaan telah memberi gaji kepada karyawannya sesuai dengan upah
minimum regional (UMR).
"Gajinya sudah sesuai UMR, jadi tidak ada masalah," imbuhnya.
Awalnya, demonstrasi berlangsung damai di depan pintu masuk PT VDNI. Namun, bentrokan
pecah pada siang hari karena massa memaksa masuk ke area pabrik.
Polisi sempat menembakkan gas air mata namun sekitar sore, massa berhasil menembus
barikade keamanan dan memasuki area pabrik.
Massa membakar puluhan kendaraan dump truk dan alat berat ekskavator.
Hingga menjelang Magrib, massa semakin tidak terkendali dengan melakukan pengrusakan dan
pelemparan serta pembakaran terhadap fasilitas pabrik.
Bupati Konawe Kery Syaiful Konggoasa, Kapolda Sultra Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya dan
Danrem 143 Haluoleo Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan sempat turun ke lapangan menenangkan
massa.
Menurut Kapolres, pagi ini, situasi di pabrik industri nikel Morosi sudah kondusif.
"Sudah kondusif, kapolda, danrem dan pejabat daerah telah lakukan mediasi semalam. Pagi ini
ada pertemuan pimpinan perusahaan dengan bupati, kapolda dan danrem," kata dia.
Saat ini, Polda Sultra belum menghitung berapa kerugian termasuk jumlah kendaraan di pabrik
yang dibakar.
"Kita belum tahu pasti. Sekarang lagi didata. Kalau soal terbakar, ada kendaraan pabrik
terbakar," tutur Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol Fery Walintukan.
(pnd/ain) window.
});.
301