Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JUNI 2021
P. 50

DFW: 35 ABK INDONESIA MENINGGAL DI LUAR NEGERI DARI NOVEMBER 2019
              HINGGA MARET 2021
              Destructive  Fishing  Watch  (DFW)  Indonesia  mencatat,  35  anak  buah  kapal  (ABK)  Indonesia
              meninggal dunia di luar negeri sepanjang November 2019 hingga Maret 2021.

              Para ABK yang meninggal dunia adalah mereka yang bekerja di kapal perikanan asing.

              "Dari hasil investigasi kami bahwa dalam periode November 2019-Maret 2021 terdapat 35 orang
              awak kapal perikanan Indonesia migran yang meninggal di kapal ikan asing," ujar Koordinator
              Nasional  DFW  Indonesia  Mohammad  Abdi  Suhufan  dalam  keterangan  tertulis,  Senin
              (28/6/2021).

              Mereka meninggal karena berbagai sebab, seperti sakit, mengalami tindak kekerasan berupa
              pemukulan dan penyiksaan, pembunuhan dan karena kondisi kerja, makanan, dan minuman
              yang tidak layak selama melakukan operasi penangkapan ikan.

              Ironisnya, dari 16 perusahan yang menaungi korban, hanya satu perusahaan yang memiliki Surat
              Izin Usaha Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal (SIUPPAK) yang diterbitkan Kementerian
              Perhubungan.

              Artinya, mayoritas awak kapal perikanan yang meninggal tersebut berangkat melalui jalur yang
              tidak resmi atau unprosedural.

              "Fakta ini memperkuat dugaan bahwa pelaut perikanan sangat rentan risiko dan tereksploitasi,"
              ujar Abdi.

              "Ada konflik regulasi yang saling tumpang tindih antara UU Pelayaran, UU Perseroan Terbatas
              dan UU Perlindungan Pekerja Migran yang menyebabkan perekrutan dan pengiriman menjadi
              multidoors dan kerumitan dalam pengawaan," kata Arif.

              Dia mendesak Jokowi untuk segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah turunan UU Nomor 18
              Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia gar perektrutan dan pengiriman bisa
              terfokus pada satu pintu.

              "Mekanisme  multidoors  yang  berlangsung  selama  in  telah  dimanfaatkan  oleh  pihak-pihak
              tertentu untuk meraup keuntungan dengan memanfaatkan keterbatasan kapasitas pemerintah
              dalam melakukan pengawasan terhadap usaha perekrutan dan penempatan pekerja awak kapal
              migran Indonesia," Arif.


























                                                           49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55