Page 136 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 136
UNI EMIRAT ARAB BUKA LOWONGAN MAGANG BAGI PERAWAT, PARAMEDIS DAN
ASISTEN KESEHATAN
JAKARTA, - Uni Emirat Arab (PEA) menawarkan kerja sama penempatan tenaga kerja profesional
dan pemagangan kepada Pemerintah Indonesia.
Tenaga kerja yang banyak dibutuhkan yakni perawat, paramedis, dan asisten kesehatan dengan
standar kualifikasi yang telah ditetapkan negara tersebut.
"Mereka perlu banyak tenaga kerja perawat dan paramedis. Ini bisa dikerja samakan nantinya,
baik skema penempatan maupun pemagangan," ujar Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan
Vokasi dan Pemagangan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Muhammad Ali Hapsah, di
Dubai, dalam keterangan tertulis, Kamis (23/12/2021).
Untuk menangkap peluang kerja dari Uni Emirat Arab tersebut, pihaknya memiliki dua opsi.
Pertama, untuk meningkatkan standar tenaga kerja yang dibutuhkan Uni Emirat Arab, pihaknya
menawarkan kerja sama peningkatan kompetensi para calon tenaga kerja agar mampu
memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan sebelum penempatan.
Menurutnya, keterampilan yang perlu ditingkatkan para calon pekerja migran Indonesia (PMI)
adalah selain kemampuan dasar Bahasa Inggris, juga kemampuan teknis.
Setelah sesuai kriteria yang diinginkan maka calon PMI ini baru dapat dikirim ke Uni Emirat Arab.
Opsi kedua lanjut Ali, yakni merekrut tenaga kerja yang secara persyaratan dasar sudah
terpenuhi, tetapi belum sampai pada level yang diharapkan di negara Uni Emirat Arab. Para
tenaga kerja itu dibawa ke Uni Emirat Arab sebagai peserta magang hingga kompetensinya
mencapai level yang dibutuhkan.
"Ketika sudah mencapai level yang diinginkan, barulah dikonversi menjadi pekerja permanen.
Tadi kami sudah sepakat, dan meminta Ambassador untuk membicarakan dengan Menteri
Kesehatan di UEA untuk merealisasikan rencana kerja sama tersebut," ujarnya.
Langkah selanjutnya, kata Ali, tinggal Dubes Indonesia di Uni Emirat Arab mengkomunikasikan
rencana kerja sama ini kepada pihak terkait di sana agar segera mungkin ditindaklanjuti melalui
skema pemagangan atau penempatan tenaga kerja.
"Prinsipnya ini menjadi bagian yang perlu dibicarakan lebih lanjut di Indonesia karena baik skema
magang maupun penempatan, keduanya menggunakan visa kerja. UEA tidak kenal visa training.
Nah, kita perlu arahan pimpinan di Kemenaker terkait hal ini, magang dengan menggunakan
visa kerja," ucapnya.
135