Page 132 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 132

melakukan revisi besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten (UMK)
              2022, seperti yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta.
              "Saya patuh terhadap aturan yang berlaku, dan tidak akan merevisi keputusan selama tidak ada
              instruksi dari pemerintah pusat, dan sampai saat ini tidak ada instruksi revisi dari pemerintah
              pusat," tegas Gubernur Banten Wahidin Halim, Kamis (23/12/2021).

              Penetapan UMP dan UMK, kata Wahidin, sudah sesuai ketentuan dan aturan yang tertuang dalam
              Undang-undang (UU) Nomor 11 tahun 2021 dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 36 tahun
              2021 tentang pengupahan.

              Sementara  itu,  Ketua  DPD  Serikat  Pekerja  Nasional  (SPN)  Banten,  Intan  Indria  Dewi
              mengatakan, buruh menuntut Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) untuk segera merevisi UMK
              2022 dengan dasar yang jelas, terkait perkembangan ekonomi nasional.

              "Kita masih menuntut (kenaikan UMK 2022) 5,4 persen. Dengan dasar pertumbuhan ekonomi
              dan inflasi nasional," katanya.

              Intan menyebut, Gubernur Banten seharusnya mencontoh kepala daerah lain dalam menentukan
              besaran  kenaikan  UMK  2022  tanpa  berpatokan  pada  PP  Nomor  36  Tahun  2021  tentang
              pengupahan.

              "Gubernur (DKI Jakarta) Anis Baswedan sudah merevisi UMK 2022. Alasannya merujuk data
              inflasi  dan  pertumbuhan  ekonomi  nasional.  Dengan  pertimbangan  bagaimana  meningkatkan
              daya beli masyarakat, sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi di Jakarta,"" paparnya.

              Ia memita, Gubernur Banten tidak berpatokan PP 36, karena ada nilai-nilai kemanusiaan yang
              harus jadi pertimbangan.

              "Bisa mencontoh DKI Jakarta, Gubernur Sumatera Barat yang (dalam menetapkan UMK) tidak
              berpatokan pada PP 36," sambungnya.

              Ia mengungkapkan, besaran UMK 2022 yang ditandatangani oleh Gubernur Banten pada awal
              Desember lalu adalah sebagai berikut:

              1.Kabupaten Pandeglang tidak ada kenaikan atau tetap Rp 2.800.292.64.,

              2.Kabupaten Lebak naik menjadi Rp 2.773.590.40 dari Rp 2.751.313.81 atau naik 0,81 persen;

              3.Kabupaten Serang tidak ada kenaikan atau tetap Rp 4.215.180.86.,

              4.Kabupaten Tangerang tidak ada kenaikan atau tetap Rp 4.230.792.65.

              5.Kota Tangerang naik menjadi Rp 4.285.798.90 dari Rp 4.262.015.37 atau naik 0,56 persen,
              6.Kota Tangerang Selatan naik menjadi Rp 4.280.214.51 dari Rp 4.230.792.65 atau naik 1,17
              persen.

              7.Kota Cilegon naik menjadi Rp 4.340.254.18 dari Rp 4.309.772.64 atau naik 0,71 persen.

              8.Kota Serang naik menjadi Rp 3.850.526.18 dari Rp 3.830.549.10 atau naik 0,52 persen.








                                                           131
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137