Page 127 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 127

Ringkasan

              Dinilai  memaksakan  dalam  menetapkan  besaran  Upah  Minimum  Kabupaten,  UMK  2022,  dua
              buruh melakukan aksi berjalan kaki ke Semarang untuk menemui Gubernur Ganjar Pranowo.
              Keduanya mengenakan daster dan poster berjalan kaki dari Kendal dengan rute Alun-Alun Kota
              Kendal, Kaliwungu, Mangkang, Krapyak, Bundaran Kali Banteng, Karang Ayu, Jembatan Banjir
              Kanal, Pasar Bulu, kemudian melewati Bunderan Tugu Muda, Simpang Lima dan berakhir di
              Kantor Gubernur Jawa Tengah.



              TUNTUT REVISI UMK 2022, SEJUMLAH BURUH BERPAKAIAN DASTER LONG MARCH
              DARI KENDAL KE SEMARANG

              Dinilai  memaksakan  dalam  menetapkan  besaran  Upah  Minimum  Kabupaten,  UMK  2022,  dua
              buruh melakukan aksi berjalan kaki ke Semarang untuk menemui Gubernur Ganjar Pranowo.

              Keduanya mengenakan daster dan poster berjalan kaki dari Kendal dengan rute Alun-Alun Kota
              Kendal, Kaliwungu, Mangkang, Krapyak, Bundaran Kali Banteng, Karang Ayu, Jembatan Banjir
              Kanal, Pasar Bulu, kemudian melewati Bunderan Tugu Muda, Simpang Lima dan berakhir di
              Kantor Gubernur Jawa Tengah.

              Ketua Dewan Pertimbangan Daerah Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan (DPD
              FSPKEP)  Jawa  Tengah,  Ahmad  Zainudin  mengatakan,  long  march  dilakukan  untuk  untuk
              menyampaikan tuntutan kepada Gubernur Ganjar Pranowo, agar merekomendasi kepada Bupati
              / Wali Kota untuk dilakukan rekomendasi ulang terkait dengan keberadaan UU Nomor 11 Tahun
              2020.

              Menurutnya,  undang-undangan  tersebut  sesuai  keputusan  Mahkamah  Konstitusi  (MK)
              bertentangan dengan UUD 1945, sehingga tidak memiliki kekuatan hukum.

              Ahmad Zaenudin dan teman-temannya meminta kepada Gubernur, untuk menangguhkan segala
              tindakan dan kebijakan yang bersifat strategis dan berdampak luas.

              "Tidak dibenarkan, menerbitkan peraturan pelaksana baru (SK Gubernur-red) yang berkaitan
              dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, sebagaimana tercantum
              dalam putusan Nomor 91/PUU-XVIII/2020 yang dibacakan pada tanggal 25 November 2021,"
              terangnya sebelum berjalan kaki Kamis 23 desember 2021.
              Selain itu dirinya menegaskan, bahwa melalui SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 561/39 Tahun
              2021 tentang upah minimum pada 35 kabupatenkKota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022
              Tertanggal 30 November 2021, Gubernur Ganjar Pranowo dinilainya telah nekat.

              "Bapak Ganjar Pranowo, kami nilai telah nekat menetapkan Upah Minimum Kabupaten atau Kota
              UMK  2022  dengan  menggunakan  dasar  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  36  Tahun  2021
              tentang pengupahan, yang notabene sebagai peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor
              11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja," tegas Ahmad Zainudin.

              Dengan demikian, menurutnya, Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 561/39 Tahun 2021
              tentang  upah  minimum  pada  35  Kabupaten  danKota  di  Provinsi  Jawa  Tengah  tahun  2022
              tertanggal 30 November 2021, masuk ke dalam kategori tindakan yang dilarang oleh putusan
              MK Nomor 91/PUUXVIII/2020.
              "Secara  a  contrario,  dapat  dikatakan  apabila  Gubernur  Jawa  Tengah  tidak  mencabut  Surat
              Keputusan  tersebut,  maka  Gubernur  dapat  dianggap  mengabaikan  atau  bahkan  melanggar


                                                           126
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132