Page 243 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 243

TINDAKAN AROGANSI OKNUM BURUH BANTEN DUDUKI KANTOR GUBERNUR
              MENUAI KRITIKAN SEJUMLAH TOKOH
              Oknum Buruh yang menduduki Kantor Gubernur banyak mendapat kritikan dari sejumlah tokoh
              masyarakat di Banten.

              Hal ini dikatakan oleh Prof. Syibli, Ketua Baznas Banten sekaligus Rektor Universitas Matlahul
              Anwar  ini  menyayangkan  terhadap  oknum  buruh  yang  tidak  santun  dalam  menyampaikan
              aspirasi dan pendapatnya.

              “Menurut hemat saya, setiap orang dijamin undang-undang untuk menyampaikan pendapat dan
              gagasan serta idenya termasuk unek-uneknya, namun cara dan teknisnya itu yang harus santun
              dan  beretika,  jangan  sampe  mengganggu  ketertiban  umum  apalagi  menghambat  pelayanan
              umum” ujar Prof Syibli. (23/12/2021).

              Prof  Syilbi  menyarankan  agar  buruh  elegan  dan  santun  dalam  menyampaikan  aspirasi  tidak
              masuk menduduki apalagi sampai merusak fasilitas pemerintah dalam hal ini kantor Gubernur
              Banten.

              “saya  pikir  alangkah  baiknya  bila  duduk  bersama,  bersama  pemegang  kebijakan,  kemudian
              dibicarakan bersama dengan mengedepankan kemaslahatan bersama. Alangkah indahnya bila
              kita belajar dari salat berjamaah, sekiranya imam ada kekeliruan makmum tdk boleh unjuk rasa
              dg memisahkan diri, tapi ingatkan imam dengan santun dan bijak” Tambahnya.

              Mengenai penetapan UMP dan UMK di Banten tahun 2022 menurut Rektor Universitas Matlahul
              Anwar ini bahwa Gubernur Banten Wahidin Halim sudah tepat dan berdasarkan aturan.

              “Pak Gubernur sudah menetapkan UMK berdasarkan musyawarah Tripartit antara Pemerintah,
              Buruh dan Pengusaha. Selain itu, berdasarkan peraturan dari Pemerintah Pusat” ujarnya.
              Menurutnya Gubernur Banten sudah menetapkan sesuai dengan kaidah aturan dan kajian-kajian
              aturan yang berlaku.

              “Saya  pikir  Pak  Gubernur  mengambil  kebijakn  seperti  itu  tentu  sudah  melalui  kajian-kajian”
              ujarnya.

              Masih menurut Prof. Syibli bahwa seorang Kepala Daerah pasti menetapkan kebijakan sesuai
              kajian dan pertimbangan aturan perundang-undangan yang berlaku.

              “Seorang  Kepala  Daerah  saya  yakin  tidak  serta  merta  berbicara  tanpa  ada  kajian  dan
              pertimbangan  kemaslahatan.  Gubernur  bukan  mengurusi  orang  perorang  atau  kelompok
              perkelompok tapi masyarakat Banten secara keseluruhan” tambahnya.

              Berdasarkan informasi bahwa keputusan Gubernur Banten Wahidin Halim telah mengacu pada
              Undang-Undang nomor 11 tahun 2021 dan PP nomor 36 tahun 2021 tentang pengupahan.

              “Penetapan UMP dan UMK sudah sesuai ketentuan dan aturan yang tertuang dalam undang-
              undang nomor 11 tahun 2021 dan PP nomor 36 tahun 2021 tentang pengupahan” ujar Gubernur
              WH.

              Diketahui bahwa ribuan buruh berdemo di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B)
              Serang yang menuntut Gubernur Banten merevisi UMP menjadi 5,4 persen. (RLS/AY)





                                                           242
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248