Page 292 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 292

Ringkasan

              Buruh dari berbagai serikat menduduki Kantor Gubernur Banten saat berunjuk rasa menuntut
              revisi  upah  minimum  kabupaten/kota  (UMK)  2022.  Aksi  tersebut  dilakukan  lantaran  buruh
              kecewa tuntutannya tak juga dikabulkan.



              BURUH DUDUKI KANTOR GUBERNUR BANTEN

              Buruh dari berbagai serikat menduduki Kantor Gubernur Banten saat berunjuk rasa menuntut
              revisi  upah  minimum  kabupaten/kota  (UMK)  2022.  Aksi  tersebut  dilakukan  lantaran  buruh
              kecewa tuntutannya tak juga dikabulkan.

              Sebelum menduduki Kantor Gubernur Banten, buruh terlebih dahulu berorasi di depan Gerbang
              Kawasan  Pusat  Pemerintahan  Provinsi  Banten  (KP3B)  sejak  siang  hari.  Meski  demikian,  aksi
              mereka tak mendapat respons.

              Buruh aksinya memaksa masuk ke KP3B dan terjadilah aksi dorong-dorongan dengan aparat
              yang  berjaga.Lantaran  jumlah  yang  lebih  banyak,  buruh  berhasil  menjebol  pengawalan  di
              Gerbang KP3B dan terus masuk hingga ke depan Kantor Gubernur Banten.

              Sempat tertahan beberapa saat, buruh kembali merangsek masuk hingga berhasil masuk ke
              ruang kerja Gubernur Banten. Meski demikian, buruh tak menemukan Gubernur Banten sehingga
              akhirnya mereka menduduki Kantor Gubernur Banten.

              Aksi tersebut tak berlangsung lama, buruh langsung kembali ke lokasi titik awal aksi unjuk rasa.
              Ketua  Dewan  Pimpinan  Daerah  (DPD)  Serikat  Pekerja  Nasional  (SPN)  Provinsi  Banten  Intan
              Indria Dewi mengatakan, buruh kembali mendatangi KP3B dengan tuntutan yang sama. Buruh
              tetap meminta agar UMK 2022 direvisi.

              "Menuntut  agar  gubernur  merevisi  UMK  yang  berlaku.  Kita  dengan  argumentasi  5,4  persen
              berdasarkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi," ujarnya. Ia menuturkan, buruh cukup heran
              mengapa Gubernur Banten enggan merevisi UMK 2022.

              Seharusnya,  Gubernur  Banten  berani  mengambil  sikap  seperti yang  dilakukan  Gubernur  DKI
              Anies  Baswedan.  "Alasan  dari  Gubernur  Anies  Baswedan  merevisi  atas  dasar  pertumbuhan
              ekonomi dan inflasi nasional serta yang dipertimbangkan bagaimana meningkatkan daya beli
              masya rakat sehingga mempercepat pemulihan ekonomi," katanya.

              Seharusnya kata Intan, Gubernur Banten juga mengikuti apa yang telah dilakukan oleh kepala
              daerah yang lain. Sebab, hal serupa juga dilakukan oleh sejumlah kepala daerah lainnya. "Tidak
              hanya Gubernur Jakarta, Gubernur Sumatera Barat, Gubernur Jawa Barat (juga).

              Sehingga Gubernur Banten tidak ada ketakutan untuk merevisi SK UMK," tegasnya. Sebelumnya,
              Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) menegaskan, akan tetap konsisten dengan besaran UMK
              2022 yang sudah ditetapkannya.

              Penetapan  UMK  yang  sudah  disahkan  dengan  Surat  Keputusan  (SK)  Gubernur  Nomor
              561/Kep.282-  Huk/2021.  Keputusan  dikeluarkan  berdasarkan  hasil  pembahasan  antara
              perwakilan  buruh  di  Dewan  Pengupahan  dengan  pihak  perusahaan  yang  tergabung  dalam
              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

              "Posisi Pemprov Banten tentu hanya sebagai fasilitator saja, karena yang menentukan besaran
              kenaikan  itu  mereka  yang  kemudian  diperkuat  dengan  SK,"  tuturnya.  Mantan  Walikota


                                                           291
   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297