Page 302 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 302
"Itu artinya memberikan bantalan pertumbuhan konsumsi setidak-tidaknya 5,2 persen. Jadi
kalau 56 persen saja dari GDP kita itu adalah konsumsi kenaikan itu saja 2,3 persen sudah ada
di tangan," ucap Suharso dalam keterangan yang dikeluarkan di Jakarta, Rabu (22/12).
Selain itu, ia menilai konsumsi masyarakat akan mencapai Rp180 triliun apabila UMP tahun depan
naik sekitar 5 persen. Hal ini akan membuat peluang pertumbuhan ekonomi tumbuh lebih tinggi
pada tahun depan.
Menurutnya, apabila konsumsi masyarakat meningkat, maka pengusaha dipastikan juga akan
untung. Dengan begitu, ia meminta pengusaha untuk tidak menolak keputusan revisi yang
dilakukan Anies.
"Bahwa ini perlu karena ini resiprokal, akan membalik kok. Akhirnya produk-produk itu akan
bertambah, akan menggerakkan demand," jelasnya.
Suharso juga ikut mengkritik kenaikan rata-rata UMP nasional yang hanya sebesar 1,09 persen.
Pasalnya, kenaikan tersebut juga tidak akan memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan
konsumsi.
Dia justru mengapresiasi salah seorang pengusaha yang juga menolak kenaikan UMP hanya
sebesar 1,09 persen. Namun, Suharso tidak menyebutkan nama pengusaha yang dimaksud
tersebut.
"Saya sangat respect dengan beliau (pengusaha). Beliau mengatakan kepada saya enggak
mungkin Pak Harso kenaikan UMR itu, UMP itu cuma 1 persen, enggak mungkin, rumusnya itu
memang seperti itu berdasarkan PP dan sebagainya. Tapi itu memang gak mungkin," katanya.
Sebagai informasi, Anies merevisi UMP DKI 2022 atas dasar pertumbuhan ekonomi nasional dari
Bank Indonesia (BI) sebesar 4,7 persen sampai 5,5 persen pada tahun depan. Sementara, inflasi
diperkirakan berada di kisaran 2 persen sampai 4 persen.
301