Page 153 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 153
Terkait langkah masifikasi lainnya, Fauziah mengatakan, Kemnaker turut mendorong pemerintah
daerah (pemda) untuk mengalokasikan anggaran (APBD).
"Hal ini berguna dalam meningkatkan penyelenggaraan program pemagangan, mengoptimalkan
peran dan fungsi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi atau Kabupaten dan Kota dalam
pembinaan serta pengawasan program pemagangan," katanya.
Selain itu, lanjut Fauziah, alokasi APBD juga bermanfaat untuk meningkatkan pelaksanaan
sosialisasi program pemagangan kepada perusahaan-perusahaan.
"Langkah terakhir yang diupayakan Kemnaker adalah dengan memberi super deduction tax atau
kebijakan pengurangan pajak super paling tinggi sebesar 200 persen kepada perusahaan yang
menyelenggarakan pemagangan mandiri," imbuhnya.
Hal ini tercantum melalui Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 45 Tahun 2019 dan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 128/PMK.010/2019.
Fauziah menegaskan, pada hakekatnya pemagangan merupakan suatu proses mendapatkan
keterampilan atau kompetensi di tempat kerja.
"Kegiatan tersebut harus didampingi oleh pelatih dan memiliki program yang jelas," katanya.
Maka dari itu, dalam merencanakan penyelenggaraan pemagangan, langkah awal adalah dengan
melakukan pemetaan kebutuhan pemagangan dan sertifikasi pada setiap perusahan di masing-
masing provinsi.
Dengan begitu, kata dia, Kemnaker tak hanya memperoleh data potensi setiap daerah dalam
penyelenggaraan pemagangan dan sertifikasi. Namun, juga mendapat data ketersediaan
perangkat pemagangan dan sertifikasi.
Misalnya, lanjut dia, program dan mentor pemagangan, jumlah asesor sekaligus jenis
kompetensinya, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), serta perangkat pendukung lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Fauziah mengatakan, mentor pemagangan memiliki peran sangat
penting dalam proses penyelenggaraan pemagangan, terutama dalam peningkatan kompetensi
peserta pemagangan.
"Ini karena, seorang mentor pemagangan harus mampu membimbing peserta pemagangan pada
aspek keterampilan, sikap, pengetahuan, etos kerja, dan produktivitas," ujarnya.
Tak hanya itu, tambah Fauziah, mentor harus mampu memberikan motivasi dan dorongan moral
kepada para peserta, sehingga menjadi tenaga kerja yang kompetitif.
"Hal ini, mengingat peran dan fungsi dari pelatih pemagangan sangat strategis, maka perlu
adanya pembinaan dan peningkatan kompetensi," ucapnya.
Salah satunya melalui ToT atau pelatihan untuk pelatih di tempat kerja.
Lebih lanjut Fauziah menegaskan, tujuan pelatihan ini adalah untuk menciptakan pelatih di
tempat kerja atau mentor pemagangan yang kompeten.
"Supaya mentor dapat membimbing dan melatih peserta pemagangan di perusahaan, sehingga
mereka nantinya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri," jelas Fauziah.
Oleh karena itu, kata Fauziah, untuk mendukung terciptanya pemagangan berkualitas, Kemnaker
konsisten mencetak tenaga pemagangan yang profesional dan kompeten.
152