Page 148 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 148

KEMNAKER CETAK 3.550 TENAGA PEMAGANGAN PROFESIONAL

              Kementerian Ketenagakerjaan melalui Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan (Intala),
              sejak 2017 hingga 2019 telah mencetak tenaga pemagangan profesional sebanyak 3.550 orang.
              Tenaga pemagangan itu meliputi 2.250 Mentor Pemagangan, 1.000 Kordinator Pemagangan dan
              300 Master Pemagangan.

              "Untuk tahun ini, target pelatihan Mentor Pemagangan adalah sebanyak 802 orang dan Pelatihan
              Koordinator  Pemagangan  sebanyak  375  orang,"  ujar  Direktur  Bina  Intala  Fauziah  dalam
              keterangan tertulis, Senin (23/11/2020).

              Fauziah  mengatakan  mentor  pemagangan  memiliki  peran  sangat  penting  dalam  proses
              penyelenggaraan pemagangan, khususnya dalam peningkatan kompetensi peserta. Menurutnya,
              seorang  mentor  pemagangan  harus  mampu  membimbing  peserta  pemagangan  pada  aspek
              keterampilan, sikap, pengetahuan, etos kerja dan lainnya.

              "Mengingat peran dan fungsi dari pelatih pemagangan ini sangat strategis, maka perlu adanya
              pembinaan dan peningkatan kompetensi, salah satunya melalui Pelatihan Pelatih (ToT) di tempat
              kerja," imbuh Fauziah saat membuka pelatihan pelatih di tempat kerja (Mentor Pemagangan)
              Angkatan XII-XVIII di Kota Bekasi.

              Fauziah menegaskan tujuan pelatihan ini adalah untuk menciptakan pelatih di tempat kerja atau
              mentor pemagangan yang kompeten untuk membimbing dan melatih peserta pemagangan di
              perusahaan,  sehingga  para  peserta  pemagangan  nantinya  memiliki  kompetensi  yang  sesuai
              dengan kebutuhan industri. Selain itu, program pemagangan merupakan salah satu solusi tepat
              untuk mengatasi persoalan ketenagakerjaan, khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja dengan
              kompetensi yang sesuai tuntutan pasar kerja.

              "Program pemagangan juga dapat menjadi sarana bagi pekerja yang terkena PHK akibat COVID-
              19  untuk  meningkatkan  skill,  sehingga  dapat  terserap  kembali  di  pasar  kerja.  Peserta
              pemagangan  akan  mendapatkan  pengalaman  kerja  serta  kompetensi  yang  sesuai  dengan
              kebutuhan pasar kerja," jelasnya.

              Fauziah menegaskan dalam merencanakan penyelenggaraan pemagangan, langkah awal adalah
              dengan  melakukan  pemetaan  kebutuhan  pemagangan  dan  sertifikasi  di  setiap  perusahan  di
              masing-masing provinsi.

              "Sehingga  disamping  akan  diperoleh  data  potensi  setiap  daerah  dalam  penyelenggaraan
              pemagangan  dan  sertifikasi,  juga  data  ketersediaan  perangkat  pemagangan  dan  sertifikasi.
              Misalnya  program,  mentor  pemagangan,  jumlah  asesor  dan  jenis  kompetensinya,  LSP,  dan
              perangkat pendukung lainnya," pungkasnya.

              Sebagai  informasi,  sebelumnya  Kemnaker  telah  melakukan  berbagai  upaya  masifikasi
              pemagangan, di antaranya deklarasi pemagangan nasional menuju Indonesia kompeten pada
              (23/12/2016) lalu oleh Presiden Republik Indonesia di Kawasan Industri KIIC, Karawang, Jawa
              Barat. Setelah itu, dilanjutkan acara penyerahan sertifikat kompetensi peserta pemagangan pada
              (27/12/2017)  oleh  Presiden  RI  di  BBPLK  Bekasi,  Jawa  Barat.  Langkah  masifikasi  Kemnaker
              lainnya yakni mendorong Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan anggaran (APBD) dalam
              meningkatkan  penyelenggaraan  program  pemagangan;  mengoptimalkan  Peran  dan  fungsi
              Disnaker Provinsi/Kabupaten/Kota dalam pembinaan dan pengawasan Program Pemagangan;
              meningkatkan pelaksanaan sosialisasi program pemagangan kepada perusahaan-perusahaan.

              Terakhir, pemberian Super Deduction Tax sebesar paling tinggi 200 persen kepada perusahaan
              yang menyelenggarakan pemagangan mandiri melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
              Nomor 45 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.010/2019.


                                                           147
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153