Page 202 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 202
Ringkasan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui Sekretaris Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan penerima Program Kartu
Pra Kerja hingga saat ini telah mencapai 5,9 juta orang dari total 43 juta pendaftar.
MENKO AIRLANGGA: PENERIMA KARTU PRA KERJA CAPAI 5,9 JUTA ORANG
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui Sekretaris
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan penerima
Program Kartu Pra Kerja hingga saat ini telah mencapai 5,9 juta orang dari total 43 juta
pendaftar.
"Hingga saat ini sampai Gelombang 11, sudah ada 5,9 juta penerima program Kartu Pra Kerja,"
ujar Susiwijono dalam webinar bertemakan "Survei BPS: Bicara tentang Kartu Prakerja" di
Jakarta, Senin.
Susiwijono menuturkan dari total 43 juta pendaftar Kartu Pra Kerja, yang telah lolos verifikasi
mulai dari email, nomor telepon, Nomor Induk Kependudukan (NIK) hingga Kartu Keluarga (KK),
adalah sebanyak 19 juta orang.
"Berarti hanya satu dari empat orang yang mendaftar yang mendapatkan Kartu Pra Kerja. Karena
dari 19 juta, yang mendapatkan hanya 5,9 juta tadi, sehingga yang belum mendapatkan program
ini masih banyak sekali," katanya.
Setelah tujuh bulan pelaksanaan, pendaftar Kartu Pra Kerja yang mencapai 43 juta orang
tersebut, hampir 100 persen mendaftar melalui jalur pendaftaran mandiri di situr prakerja.go.id.
Menurut Susiwijono, jumlah pendaftar yang sangat tinggi itu menunjukkan antusiasme
masyarakat yang tinggi dan kemudahan bagi masyarakat untuk mengaksesnya, didukung sistem
manajemen pelaksana yang telah disiapkan dengan baik.
Dari 5,9 juta penerima Kartu Pra Kerja, 87 persen berpendidikan SMA ke atas, 77 persen berusia
antara 18-35 tahun, dan 81 persen belum pernah mengikuti pelatihan atau kursus sebelumnya,
serta 88 persen mengatakan tidak bekerja menurut persepsi mereka.
Sementara itu, beberapa provinsi yang menerima Program Kartu Pra Kerja, penerima terbanyak
adalah Jawa Barat, kemudian Jawa Timur, kemudian disusul DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Sedangkan yang paling sedikit adalah Papua Barat, Papua, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara,
Sebanyak 5,4 juta orang penerima tadi telah membeli pelatihan, namun baru 5,1 juta peserta
yang telah menyelesaikan pelatihannya. Saat ini terdapat 1.663 pelatihan dari 150 lembaga
pelatihan, dengan pelatihan yang paling diminati secara berurutan yaitu penjualan dan
pemasaran, gaya hidup, manajemen, makanan dan minuman, bahasa asing, keuangan, serta
sosial dan perilaku.
"Saat ini rating pelatihan di Kartu Pra Kerja adalah 4,9 dari skala 5. Ini sangat bagus sekali
sehingga dapat dikatakan peserta puas dengan pelatihan yang diambilnya. Ini konsisten dengan
hasil survei internal dimana 84 persen mengatakan pelatihan peningkatan kompetensi baik
skilling, reskilling, atau upskilling, hasil survei ini mengindikasikan manfaat program yang nyata
dan sekaligus menepis anggapan bahwa pelatihan online tidak berkualitas," ujar Susiwijono.
Terkait dengan insentif yang diberikan dalam Progam Kartu Pra Kerja sendiri, sebanyak 79
persen dari penerima memilih e-wallet sebagai rekening untuk menerima insentif. Susiwijono
menambahkan, hal itu juga menunjukkan bahwa Program Kartu Pra Kerja juga mendorong
percepatan inklusi keuangan.
201