Page 37 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 37

Jutaan tuna karya jadi pengangguran permanen karena menganggur terlalu lama, dan etos kerja
              mereka berubah (dalam artian menjadi negatif). Selain itu, mereka juga tak punya keterampilan.
              Padahal saat ini banyak perusahaan yang mensyaratkan calon pegawainya punya skiJl, tak hanya
              bisa mengetik dan menyetir mobil, tapi juga menguasai desain grafis.

              Rudi  menambahkan,  untuk  mengatasi  permasalahan  tersebut  maka  pemerintah  memberi
              pelatihan agar para pengangguran meng-upgrade keterampilannya. Jadi ketika akan melamar
              pekerjaan, mereka tak hanya mengandalkan ijazah dan 1PK, tapi juga memiliki soft skill dan
              keterampilan seperti menguasai Photoshop, Coreldraw, Canva, dan aplikasi lain.

              Pemerintah memang berusaha keras mengurangi jumlah pengangguran dan membuat UU Cipta
              Kerja yang ramah kepada investor asing. Logikanya, jika mereka mau masuk ke Indonesia dan
              membuat perusahaan baru, akan butuh banyak karyawan. Para tuna karya akan mendaftar dan
              akhirnya mendapatkan pekerjaan lagi, sehingga dapur bisa tetap mengepul.

              Rencananya investor asing yang masuk ke Indonesia akan membuat perusahaan padat karya,
              sehingga butuh banyak sekali pegawai. Di antara pengusaha asing yang akan berinvestasi, ada
              yang bergerak dibisnis gadget, mobil, dan lain-lain. Indonesia jadi sasaran mereka karena pangsa
              pasarnya sangat tinggi dan masyarakatnya familiar dengan produk tersebut.

              Dengan  begitu,  pengusaha  asing  akan  menghemat  biaya  kirim,  karena  pabriknya  ada  di
              Indonesia  dan  dipasarkan  di  Indonesia,  walau  mereknya  luar  negeri.  Tidak  usah  repot
              mengekspor dari negara mereka sendiri. Mereka akan untung karena mengurangi biaya kirim
              dan pekerja juga untung karena bebas dari status pengangguran yang memilukan.

              Selain  itu';  dalam  UU  Cipta  Kerja  ada  klaster  kemudahan  berusaha  yang  mampu  memberi
              legalitas bisnis dengan cepat dan mudah.

              Sehingga para pengangguran akhirnya beralih jadi pengusaha karena pengurusan birokrasinya
              sangat dimudahkan. Mereka tak usah menyetor 50 juta rupiah seperti dulu. Selain itu, mengurus
              izin juga bisa via online, sehingga sangat praktis.

              Klaster kemudahan berusaha membuat pengangguran yang merasa sumpek karena tak dapai
              pekerjaan baru, dan akhirnya memilili untuk berbisnis sendiri. Ketika legalitas sudah di tangan,
              mereka bisa bebas berekspresi dan memproduksi barang yang akan dipasarkan di Indonesia.
              Legalitas juga sangai penting saat akan mengekspor produk buatannya.

              UU  Cipta  Kerja  memudahkan  para  pengangguran  untuk  dapat  pekerjaan  baru,  karena
              pemerintah akan memberi bekal berupa pelatihan untuk meningkatkan keterampilan. Selain itu,
              para pengangguran akan bisa bekerja lagi, karena akan ada perusahaan padat karya baru yang
              akan dibangun di Indonesia.






















                                                           36
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42