Page 21 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 agustus 2019
P. 21
muridnya berenang di lokasi bahaya tersebut karena sudah pernah ada korban
sebelumnya," ungkapnya.
Saat kejadian kemarin ada sekitar 50 orang mengunjungi sungai tersebut bermain-
main di sana.
Orang Tua Syok Dua pemuda Bali yang meninggal di Jepang, Wayan Ada (21) dan
Wayan Ariana (20) merupakan warga Desa Pempatan, Rendang, Karangasem.
Kedua orang tua korban langsung syok saat mendengar anak mereka meninggal
dunia di negara orang.
Menurut Kepala Dusun Pempatan, Desa Pempatan, I Gede Endri Susila, orang tua
Wayan Ada, merasa sangat terpukul dengan kepergian anaknya.
Mereka menangis, bahkan sempat tak sadarkan diri.
"Saya dapat info dari kerabatnya, orang tua korban terus bengong dan masih syok.
Mereka belum terima dengan kabar kepergian anaknya," kata Gede Endri kepada
Tribun Bali , Senin (5/8/2019) malam.
Ayah korban, Wayan Parsa, mendapat informasi kematian Wayan Ada dari media
sosial.
Awalnya ia sempat tak percaya. Parsa baru percaya ketika lembaga yang
memberangkatkan anaknya menyampaikan berita duka tersebut.
Dari informasi yang diperoleh, korban Wayan Ada berangkat ke Jepang tahun 2017.
Ia sudah sekitar 2,5 tahun berada di Negeri Sakura.
Hal serupa juga diungkapan Kadus Waringin, I Putu Sila.
Dituturkan, orang tua Wayan Ariana hingga sekarang masih menangis, dan sering
pingsan setelah mendapat kabar duka kepergian anaknya.
Seperti Wayan Ada, korban Wayan Ariana juga berangkat sejak 2017 ke Jepang.
Korban sudah bekerja di Jepang 2,5 tahun, dan 6 bulan lagi balik ke Indonesia.
"Kontrak kerjanya tiga tahun. Setengah tahun lagi rencana balik ke Indonesia.
Ternyata sebelum balik malah mendapat musibah. Orang tua Wayan Ariana sering
pingsan setelah dengar informasi dari lembaga yang mengantar ke Jepang," ujar
Putu Sila, tadi malam.
Diketahui, kedua korban merupakan alumni SMK Giri Pandawa, Karangasem.
Page 20 of 49.