Page 111 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 111

Ringkasan

              Setelah reformasi, Indonesia produktif membuat Undang-Undang (UU). Dari sekian UU yang
              ada, itu tidak harmonis antara satu dengan lainnya sehingga cenderung menghambat investasi.
              Ini yang menyebabkan Indonesia kalah bersaing dengan Vietnam di mata para investor.

              Pendapat itu disampaikan kata Ketua Kompartemen Industri Tekstil dan Alas Kaki Kamar Dagang
              Indonesia  (KADIN),  Ade  Sudrajat  Usman  dalam  seminar  daring,  Rabu  (11/11).  "Indeks
              kemudahan  investasi  Indonesia  kalah  dari  Vietnam  karena  regulasi  di  Indonesia  terlalu
              bertumpuk-tumpuk antara satu dengan yang lainnya, sehingga menghambat," kata dia.



              KADIN: HANYA JOKOWI BERANI HADAPI PRO-KONTRA UU CIPTAKER

              Setelah reformasi, Indonesia produktif membuat Undang-Undang (UU). Dari sekian UU yang
              ada, itu tidak harmonis antara satu dengan lainnya sehingga cenderung menghambat investasi.
              Ini yang menyebabkan Indonesia kalah bersaing dengan Vietnam di mata para investor.

              Pendapat itu disampaikan kata Ketua Kompartemen Industri Tekstil dan Alas Kaki Kamar Dagang
              Indonesia  (KADIN),  Ade  Sudrajat  Usman  dalam  seminar  daring,  Rabu  (11/11).  "Indeks
              kemudahan  investasi  Indonesia  kalah  dari  Vietnam  karena  regulasi  di  Indonesia  terlalu
              bertumpuk-tumpuk antara satu dengan yang lainnya, sehingga menghambat," kata dia.

              Dalam  seminar  bertajuk  Menjawab  Tantangan  Meningkatkan  Investasi  Berkualitas  dan
              Kesejahteraan  Masyarakat  dalam  UU  No.  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  yang
              diselenggarakan oleh PPM LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ade menyampaikan hambatan-
              hambatan tersebut sudah disampaikan KADIN kepada pemerintah sejak 2003. Namun, kata dia,
              hanya Presiden Joko Widodo yang memiliki keberanian menghadapi pro-kontra seperti saat ini
              di tengah masyarakat dalam merespon UU Cipta Kerja.

              "Tidak ada presiden yang berani menghadapi pro-kontra seperti yang dihadapi oleh Jokowi saat
              ini. Jokowi menghadapi pro-kontra itu dan dia nothing to lose demi Indonesia yang lebih maju
              lagi," ujar dia.

              Ade pun mencontohkan bagaimana menghambatnya izin usaha di Indonesia selama ini yang
              dikeluhkan pelaku usaha, sehingga penciptaan lapangan kerja melambat. "Misalnya, saya mau
              investasi di Jawa Timur. Maka saya harus mengurus Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di
              Jakarta, yang mana prosesnya paling cepat satu hingga dua tahun," ucap dia.


              Menurut Ade, proses perizinan yang lama menyebabkan hilangnya calon investor. Terlebih, kata
              Ade, tidak sedikit uang yang dikeluarkan untuk proses perizinan.

              Itu baru perizinan tingkat pusat. Belum melewati rangkaian Peraturan Daerah (Perda) turunan
              dari UU terkait. Misal, untuk mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) diperlukan izin lokasi
              sampai urusan administrasi lain yang banyak membutuhkan biaya.


              Disahkannya UU Cipta Kerja menurut Ade, sudah memberikan sinyal yang baik bagi harmonisasi
              regulasi dan iklim usaha yang lebih kondusif. Meski begitu, masih butuh waktu menunggu aturan
              turunan dari UU Cipta Kerja untuk pengimplementasiannya.

                                                           110
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116