Page 112 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 112

Juga disahkannya Omnibus Law ini, menjadi penyempurna bagi upaya pemerintah yang selama
              ini gencar dalam membangun infrastruktur fisik, demi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan
              lapangan  kerja.  "Pembangunan  infrastruktur  itu  perlu  ditunjang  oleh  iklim  usaha  yang  lebih
              kondusif lagi yang berupa kebijakan (UU Cipta Kerja) agar mendorong investasi lebih besar dan
              mendukung UMKM sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih besar lagi," kata dia.

              Saat ini, kebutuhan penciptaan lapangan kerja sangat mendesak karena setiap tahun ada sekitar
              tiga  juta  angkatan  kerja  baru  di  Indonesia.  Kondisi  banyaknya  angkatan  kerja  ini  tidak  bisa
              teratasi  jika  para  pelaku  usaha  terhambat  untuk  berkembang  dan  investor  angkat  kaki  ke
              Thailand atau lebih memilih negara lain seperti beberapa tahun terakhir.


              Adanya UU Cipta Kerja, para investor lebih melirik Indonesia. Selain itu, karena pangsa pasar
              dalam negeri jumlahnya besar dan GDP yang mulai naik, memiliki bahan baku yang bisa dijelajahi
              menjadi mata rantai supply yang lebih baik.

              Menurut dia, Pemerintah memberikan porsi tax holiday untuk investasi di atas satu triliun ke atas
              pada industri yang sifatnya hulu, termasuk membenahi regulasi terkait pertanahan. UU Cipta
              Kerja meskipun akan lebih membuat Indonesia lebih menarik bagi investor, UU Cipta Kerja tidak
              mengurangi hak pekerja secara fundamental.

              "UU ini bobotnya berimbang bagi pekerja ataupun pelaku usaha. Bahkan di dalam Omnibus Law
              ini terdapat ancaman pidana bagi pengusaha yang tidak mematuhi aturan ketenagakerjaan,"
              kata dia.

              Menurutnya, yang tidak diuntungkan dari pengesahan UU Cipta Kerja ada dua pihak. Pertama,
              hilangnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Kabupaten/Kota mungkin juga Provinsi. Kedua,
              adalah serikat pekerja. Sebab, setiap perusahaan boleh menunjuk serikat pekerjanya sendiri-
              sendiri.





































                                                           111
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117