Page 122 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 122
Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker), Anwar Sanusi, menyebut bahwa
produktivitas Indonesia masih berkisar di angka 74,4 persen. Angka ini masih berada di bawah
rata-rata produktivitas ASEAN sebesar 78,2 persen.
KEMNAKER: UU CIPTA KERJA TINGKATKAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
Produktivitas Indonesia masih berada di bawah rata-rata produktivitas ASEAN. UU Cipta Kerja
diharapkan mampu memperbaiki iklim ketenagakerjaan yang dapat mendukung peningkatan
produktivitas nasional.
Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker), Anwar Sanusi, menyebut bahwa
produktivitas Indonesia masih berkisar di angka 74,4 persen. Angka ini masih berada di bawah
rata-rata produktivitas ASEAN sebesar 78,2 persen.
"Dari sisi produktivitas ini, Indonesia juga masih kalah dengan negara-negara tetangga seperti
Filipina (86,3 persen), Singapura (82,7 persen), Thailand (80,1 persen), dan Vietnam (80
persen)," kata Sekjen Anwar Sanusi saat menyampaikan sambutan pada acara Forum
Komunikasi Staf Ahli Menteri (Forkomsam) di Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/11).
Bahkan jika dibandingkan dengan negara lain yang produktivitasnya di bawah rata-rata ASEAN,
Indonesia masih kalah dari Laos (76,7 persen) dan Malaysia (76,2 persen).
"Environment peningkatan produktivitas ini dapat kita ciptakan melalui UU Cipta Kerja," kata
Sekjen Anwar Sanusi.
Anwar menyatakan, peningkatan produktivitas tersebut dapat diwujudkan karena Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) bertujuan
menyederhanakan, menyingkronkan, dan memangkas regulasi yang menghambat penciptaan
lapangan kerja, sekaligus sebagai instrumen untuk penyederhanaan dan peningkatan efektifitas
birokrasi.
"Jadi sekarang kita bukan hanya menciptakan tenaga kerja terampil, tapi kita betul-betul
menciptakan ekosistem, environment ketenagakerjaan itu sendiri," katanya.
Selain produktivitas, UU Cipta Kerja juga bertujuan untuk menyelesaikan tantangan
ketenagakerjaan lainnya. Salah satunya adalah bonus demografi. "UU Cipta Kerja juga sebagai
sarana untuk memanfaatkan bonus demografi Indonesia. Di mana Indonesia kini memiliki bonus
demografi dengan sebagian besar penduduknya berusia produktif atau kerja," kata Sekjen
Anwar.
Dikatakannya, UU ini ini juga dibutuhkan agar memanfaatkan bonus demografi, dan membantu
Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah.
Ditambah lagi, pandemi Covid-19 yang berdampak sangat besar terhadap sektor
ketenagakerjaan. Data yang tercatat oleh Kementerian Ketenagakerjaan, terdapat 3,1 juta
pekerja, baik yang dirumahkan maupun yang terkena PHK, akibat pandemi Covid-19.
121