Page 118 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 118

KEMNAKER KLAIM UU CIPTA KERJA DONGKRAK PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

              Produktivitas Indonesia masih berada di bawah rata-rata produktivitas ASEAN.

              UU Cipta Kerja diharapkan mampu memperbaiki iklim ketenagakerjaan yang dapat mendukung
              peningkatan produktivitas nasional.

              Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi, menyebut bahwa produktivitas Indonesia masih
              berkisar di angka 74,4 persen. Angka ini masih berada di bawah rata-rata produktivitas ASEAN
              sebesar 78,2 persen.

              Dari sisi produktivitas ini, Indonesia juga masih kalah dengan negara-negara tetangga seperti
              Filipina  (86,3  persen),  Singapura  (82,7  persen),  Thailand  (80,1  persen),  dan  Vietnam  (80
              persen).

              Bahkan jika dibandingkan dengan negara lain yang produktivitasnya di bawah rata-rata ASEAN,
              Indonesia masih kalah dari Laos (76,7 persen) dan Malaysia (76,2 persen).

              "Environment peningkatan produktivitas ini dapat kita ciptakan melalui UU Cipta Kerja," kata
              Sekjen Anwar Sanusi dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (12/11/2020).

              Sekjen  Kemnaker  menyatakan,  peningkatan  produktivitas  tersebut  dapat  diwujudkan  karena
              Undang-Undang  Nomor  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  (UU  Cipta  Kerja)  bertujuan
              menyederhanakan, menyingkronkan, dan memangkas regulasi yang menghambat penciptaan
              lapangan kerja, sekaligus sebagai instrumen untuk penyederhanaan dan peningkatan efektifitas
              birokrasi.

              "Jadi  sekarang  kita  bukan  hanya  menciptakan  tenaga  kerja  terampil,  tapi  kita  betul-betul
              menciptakan ekosistem, environment ketenagakerjaan itu sendiri," katanya.

              Selain  produktivitas,  UU  Cipta  Kerja  juga  bertujuan  untuk  menyelesaikan  tantangan
              ketenagakerjaan lainnya. Salah satunya adalah bonus demografi.

              " UU Cipta Kerja juga sebagai sarana untuk memanfaatkan bonus demografi Indonesia. Di mana
              Indonesia kini memiliki bonus demografi dengan sebagian besar penduduknya berusia produktif
              atau kerja," kata Sekjen Anwar.

              Dikatakan Sekjen Anwar, UU ini ini juga dibutuhkan agar memanfaatkan bonus demografi, dan
              membantua Indonesia keluar dari jebakan negara berpengasilan menengah.

              Ditambah  lagi,  pandemi  Covid-19  yang  berdampak  sangat  besar  terhadap  sektor
              ketenagkerjaan.  Data  yang  tercatat  oleh  Kementerian  Ketenagakerjaan,  terdapat  3,1  juta
              pekerja, baik yang dirumahkan maupun yang terkena PHK, akibat pandemi Covid-19.

              "Ini kalau benar-benar kita kelola dengan baik akan memberikan opportunity yang luar biasa.
              Hal  tersebut  merupakan  salah  satu  yang  menjadi  urgensi  diterbitkannya  UU  Cipta  Kerja,"
              pungkasnya.






                                                           117
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123