Page 67 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 67

Arief menanyakan pihak kuasa hukum pemohon, Dimas, tentang surat pencabutan yang telah
              disampaikan 9 November lalu.
              "Dalam surat ini Saudara menyatakan prinsipal memberi kuasa untuk mencabut permohonan 95
              ini, betul?" tanya hakim sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (12/11/2020).

              Dimas melalui konferensi video dalam persidangan membenarkan hal tersebut. Namun ia tak
              menjelaskan alasan pencabutan.

              "Jadi belum sidang pendahuluan sudah dicabut ya. Secara sah baik melalui surat atau depan
              sidang telah dinyatakan untuk dicabut. Kalau gitu Saudara pemohon bisa meninggalkan sidang
              ini," ucap hakim.

              Lalu Hakin melanjutkan persidangan pemohon gugatan UU Ciptaker lainnya yang diajukan lima
              orang yakni Hakiimi Irawan, Novita Widyana, Elin Dian, Alin Septiana, dan Ali Sujito.
              Dalam penjelasannya para pemohon seperti Hakiimi menjelaskan susahnya mencari pekerjaan.
              Hal senada juga diutarakan oleh Novita pelajar SMK merasa dirugikan dengan Pasal 81 UU Cipta
              Kerja yang mengatur terkait Perjanjian Waktu Tertentu (PKWP) atau pekerja kontrak.

              "Hal  ini  menghapus  kesempatan  warga  negara  untuk  mendapatkan  perjanjian  kerja  dengan
              waktu tidak tertentu atau pekerja tetap," kata kuasa hukum pemohon, Firda Reza Athariq melalui
              konferensi video.

              Sementara  itu,  pemohon  lainnya  Elin,  Alin  dan Ali  merupakan  peserta  didik. Mereka  merasa
              dirugikan dengan ketentuan mengenai institusi pendidikan di Kawasan Ekonomi Khusus dalam
              Pasal 150 UU Cipta Kerja.

              Pasal  itu  dikhawatirkan  dapat  mengkapitalisasi  pendidikan  karena  dilibatkan  dalam  kegiatan
              industri dan ekonomi. Langkah ini juga dinilai dapat mengabaikan hak pemohon yang dilindungi
              Pasal 28D Ayat 1, Pasal 28C Ayat 1 dan Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945.

              "Tiga pemohon telah dilanggar hak konstitusionalnya untuk mendapat kepastian hukum yang
              adil untuk mengembangkan diri serta berhak mendapatkan pendidikan dari ilmu pengetahuan
              dan teknologi," jelasnya.

              Tim kuasa hukum juga menyinggung perubahan halaman naskah UU Cipta Kerja yang dinilai
              melanggar Pasal 20 Ayat 4 dan Pasal 72 Ayat 2 UU Nomor 15 Tahun 2019.

              Dalam aturan tersebut seharusnya draf hanya boleh diubah untuk perkara teknis, seperti salah
              tulis atau aturan halaman, setelah disahkan di sidang paripurna.

              Namun menurutnya, draf terbaru yang berjumlah lebih dari 1.000 halaman memiliki sejumlah
              perubahan kata atau frasa dalam pasal atau ayat yang mengubah makna aturan tersebut.Atas
              pertimbangan tersebut, pemohon meminta MK membatalkan UU Cipta Kerja.

















                                                           66
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72