Page 37 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 APRIL 2021
P. 37

BURUH MINTA MENAKER TIDAK KELUARKAN SURAT EDARAN PEMBAYARAN THR
              DICICIL
              JAKARTA, - Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban
              meminta agar pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan tahun ini tidak dicicil.

              Dia  pun  berharap  agar  Menteri  Ketenagakerjaan  tak  lagi  mengeluarkan  surat  edaran  yang
              menyatakan  bahwa  THR  bisa  ditunda  atau  dicicil.  Menurut  Elly,  bila  terdapat  surat  edaran
              mengenai pembayaran THR ini, maka hal ini akan melegitimasi perusahaan-perusahaan yang
              sebenarnya sudah mampu atau pulih untuk mencicil atau menunda pembayaran THR.

              Elly mengatakan, meski surat edaran ini belum dikeluarkan, tetapi dia mengatakan para buruh
              sudah ditakutkan atas wacana ini. Bahkan, para buruh sudah mengancam dan bertanya kapan
              aksi menolak kebijakan THR yang dicicil akan dilakukan.

              "Sementara  kami belum  menentukan  kapan  aksi,  tetapi kami  akan  mendorong  supaya  surat
              edaran itu tidak keluar, kalaupun ada wacananya biar saja itu statement tidak tertulis. Tetapi
              jangan  ada  surat  edaran  karena  nanti  akan  membuat  buruh  semakin  menderita,"  kata  Elly
              kepada Kontan.co.id, Selasa (6/4/2021).

              Meski demikian, Elly pun mengatakan, perundingan bipartit mengenai pembayaran THR ini masih
              bisa  dilakukan.  Khususnya  bagi  perusahaan-perusahaan  yang  belum  pulih,  misalnya  yang
              bergerak di sektor perhotelan hingga retail dan lainnya.

              Perundingan tersebut harus dilakukan secara transparan dengan menunjukkan pembukuan atau
              laporan keuangan selama 2 tahun terakhir.

              "Kalau misalnya bisa ditunjukkan benar-benar pembukuannya, laporan keuangannya selama 2
              tahun  terakhir,  dibicarakan  dan  transparansi  antara  perwakilan  buruh  dan  manajemen,  dan
              diperlihatkan juga kepada Dinas Ketenagakerjaan baru dibuat seperti apa keputusannya apakah
              dengan  mencicil.  Jangan  dipukul  rata  bisa  mencicil  dengan  alasan  tidak  produksi  atau  tidak
              melakukan kegiatan," katanya.

              Lebih  lanjut, Elly  juga  meminta  pemerintah  satu  suara  atas  keputusan  yang  diambil.  Hal  ini
              mengingat adanya pernyataan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
              yang  meminta  pengusaha  untuk  membayar  THR  secara  penuh,  di  satu  sisi  Menteri
              Ketenagakerjaan masih menyusun skema pembayaran THR.

              "Kedua menteri ini jangan ada 2 opini. Mereka kan sama-sama pemerintah. Ikuti saja apa yang
              dikatakan Pak Airlangga, memang akan ada kekecewaan para pengusaha, tapi kan kita sudah
              melihat  ekonominya  sudah  bangun,  walau  masih  ada  seperti  hotel  dan  retail  yang  masih
              terpengaruh," jelasnya.

              Hal senada pun diungkapkan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said
              Iqbal. Dia meminta supaya pembayaran THR tidak dicicil tahun ini.

              Namun, bila ada perusahaan yang masih terpuruk, solusi yang bisa dilakukan adalah berunding
              dengan serikat pekerja atau perwakilan buruh dengan memberikan laporan keuangan selama 2
              tahun  terakhir.  Setelahnya,  buruh  dan  perwakilan  manajemen  menghadap  Dinas
              Ketenagakerjaan untuk melihat apakah perusahaan tersebut mampu atau tidak membayar THR.
              Sehingga bukti yang terlihat tak hanya dari kasat mata tetapi juga akuntabel dan terukur.

              "Apakah bisa dilakukan bipartit, bisa saja, sepanjang ada bukti-bukti kasat mata yang terlihat
              dan laporan pembukuan perusahaan yang merugi dalam 2 tahun terakhir yang diserahkan ke
              dinkes dengan terlebih dahulu melakukan negosiasi ke serikat pekerja atau perwakilan buruh,"
              katanya. (Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat)

                                                           36
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42