Page 32 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 APRIL 2021
P. 32

fungsional dapat bersinergi, bekerja sama dalam sebuah orkestra ketenagakerjaan yang dinamis,
              produktif, dan melayani," imbuhnya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima,
              Selasa (6/4/2021).



              SESUAIKAN PERKEMBANGAN JAMAN, PEJABAT FUNGSIONAL KEMNAKER HARUS
              BERKOLABORATIF

              Sekretaris  Jenderal  (Sekjen)  Kementerian  Ketenagakerjaa  (  Kemnaker  )  Anwar  Sanusi
              mengatakan, pejabat fungsional dituntut untuk memiliki kompetensi kolaboratif dengan jabatan
              lain meskipun kinerjanya bersifat mandiri dan lincah.

              "Hal ini bertujuan menjadikan pejabat fungsional dapat bersinergi, bekerja sama dalam sebuah
              orkestra  ketenagakerjaan  yang  dinamis,  produktif,  dan  melayani,"  imbuhnya,  seperti  dalam
              keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (6/4/2021).

              Untuk  itu,  pejabat  fungsional  di  lingkungan  Kemnaker  harus  dapat  menyesuaikan  dengan
              perkembangan zaman.

              Terlebih pola kerja jabatan fungsional terkait erat dengan era digitalisasi melalui sistem flexible
              working arrangement (FWA) dengan regulasi proses bisnis yang sederhana.

              Pernyataan tersebut Anwar sampaikan saat  memberikan sambutan Rapat Koordinasi (Rakor)
              Unit  Pembina  Jabatan  Fungsional  bertema  "Proyeksi  Masa  Depan  Jabatan  Fungsional  Pasca
              Penyetaraan dan Inpassing Nasional" di kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), Senin (5/4/2021).

              Dalam  kesempatan  itu,  ia  menyatakan,  dari  total  3669  pegawai  Kemnaker,  sebanyak  1904
              pejabat fungsional setelah penyetaraan memberikan angin segar pada upaya percepatan kinerja
              secara teknis dalam pelaksanaan program kegiatan.

              "Setiap  fungsional  memiliki  target  kinerja  yang  lebih  terukur.  Maka  dari  itu,  harus  disadari
              bersama  bahwa  sumber  daya  manusia  (SDM) jabatan  fungsional  berkualitas  tidak  akan bisa
              bertahan jika pengelolaannya tidak dilaksanakan secara baik," kata Anwar.

              Ia  menilai,  untuk  menduduki  jabatan  fungsional  dibutuhkan  persyaratan  keahlian  atau
              kompetensi yang dipersyaratkan jabatan tersebut.
              Dengan  persyaratan,  kata  Anwar,  program  pengembangan  jabatan  fungsional  akan  lebih
              terencana dan jelas, sehingga dapat memudahkan pengembangan karier pegawai.

              "Begitu pula dengan penilaian kinerja rasional akan menghasilkan nilai objektif apabila melalui
              tolok ukur yang jelas," ujarnya.

              Anwar  menjelaskan,  pihaknya  telah  mengeluarkan  Surat  Keputusan  (SK)  Sekjen  Nomor  1/
              0235/KP 0804/3/2021 tentang unit pembina jabatan fungsional.

              Dalam  SK  Sekjen  tersebut,  jabatan  fungsional  harus  memiliki  tanggung  jawab  terhadap
              pengembangan kompetensi.

              Adapun  rekomendasi  kompetensi  akan  didasarkan  melalui  Human  Capital  Development  Plan
              (HCDP). Program ini sedang disusun oleh penilaian angka kredit dan pembentukan tim penilai
              instansi angka kredit.

              "Penyusunan ini membutuhkan koordinasi dan kerja sama sekjen melalui biro organisasi dan
              SDM Aparatur," kata Anwar.


                                                           31
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37