Page 173 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 MEI 2021
P. 173

Ringkasan

              Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta, kepada perusahaan yang tidak
              bisa memberikan Tunjangan Hari Raya (  THR  ) secara penuh dapat diselesaikan dengan baik.
              Paling tidak, jalan tengahnya adalah dibahas secara bilateral antara pengusaha dan pekerja.
              "Terkait  THR  bagi yang tidak mampu sesuai aturan yang dibuat menteri tenaga kerja maka itu
              dibahas secara bilateral antara pengusaha dengan serikat pekerja," kata dia dalam konferensi
              pers, Rabu (5/5).



              PERUSAHAAN TAK MAMPU BAYAR THR PENUH, INI SOLUSI DARI PEMERINTAH

              Jakarta -  Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta, kepada perusahaan
              yang tidak bisa memberikan Tunjangan Hari Raya (  THR  ) secara penuh dapat diselesaikan
              dengan baik. Paling tidak, jalan tengahnya adalah dibahas secara bilateral antara pengusaha dan
              pekerja.

              "Terkait  THR  bagi yang tidak mampu sesuai aturan yang dibuat menteri tenaga kerja maka itu
              dibahas secara bilateral antara pengusaha dengan serikat pekerja," kata dia dalam konferensi
              pers, Rabu (5/5).

              Sebelumnya,  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah,  menerbitkan  Surat  Edaran  (SE)  Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun
              2021  bagi  Pekerja/Buruh  di  Perusahaan.  SE  Pelaksanaan    THR    ini  ditujukan  kepada  para
              Gubernur di seluruh Indonesia.

              "Pemberian  THR  Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha
              kepada pekerja/buruh. Pemberian THR Keagamaan bagi pekerja/buruh merupakan upaya untuk
              memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan.
              Secara khusus, dalam masa pemulihan ekonomi ini, THR tentu dapat menstimulus konsumsi
              masyarakat yang mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Menaker Ida di Jakarta, pada Virtual
              Konferensi Pers tentang THR Tahun 2021 di Jakarta, hari Senin (12/4/2021).

              Dalam surat edaran tersebut, Menaker Ida menyatakan bahwa SE pelaksanaan THR berdasarkan
              Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan  dan  Peraturan  Menteri
              Ketenagakerjaan  Nomor  6  Tahun  2016  tentang  Tunjangan  Hari  Raya  Keagamaan  bagi
              Pekerja/Buruh di Perusahaan. Menaker Ida meminta perusahaan agar waktu pembayaran  THR
              Keagamaan dilakukan paling lama 7 hari sebelum hari raya keagamaan.

              "Saya tekankan bahwa  THR  Keagamaan wajib dibayarkan paling lama 7 hari sebelum hari raya
              keagamaan pekerja/buruh yang bersangkutan," jelas Menaker Ida.

              Adapun dalam pelaksanaannya, pembayaran THR Keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh
              yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih.

              THR  Keagamaan juga diberikan kepada pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan
              pengusaha  berdasarkan  perjanjian  kerja  waktu  tidak  tertentu  atau  perjanjian  kerja  waktu
              tertentu.

              Terkait jumlah besaran, bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus
              menerus atau lebih, THR diberikan dengan ketentuan sebesar 1 bulan upah. Sementara bagi
              pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus, tetapi kurang
              dari 12 bulan,  THR  diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa kerja dibagi
              12 bulan kemudian dikali 1 bulan upah.


                                                           172
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178