Page 206 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 MEI 2021
P. 206

OMBUDSMAN SEBUT SURAT EDARAN THR 2021 MULTITAFSIR

              Ombudsman  Republik  Indonesia  menyambut  baik  adanya  surat  Surat  Edaran  (SE)  Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan
              Tahun 2021. Namun, Ombudsman menilai surat edaran THR ini multitafsir.

              Anggota Ombudsman Robert Na Endi Jaweng mengatakan, surat edaran ini di satu sisi bisa
              dipandang sebagai sebuah ketegasan bahwa perusahaan wajib membayar THR paling lambat 7
              hari sebelum hari raya Idul Fitri.

              "Tetapi  SE  ini  juga  mengatur,  memberikan,  semacam  memberikan  keringanan  kepada
              perusahaan-perusahaan yang tidak mampu," kata Robert dalam konferensi pers, Rabu (5/5).

              Menurutnya, terdapat dua hal pilihan atas keringanan ini, dimana tenggang waktu pembayaran
              THR dilakukan pada H-1, dan pengusaha yang hingga lebaran tidak mampu membayar.
              Dengan adanya surat edaran ini pun, Ombudsman menilai ada 3 kemungkinan yang bisa terjadi.
              perusahaan akan memenuhi kewajiban mereka untuk membayar THR paling lambat H-7.

              terdapat  kelompok  perusahaan  yang  akan  membayar  THR  dari  H-7  hingga  H-1,  serta
              perusahaan-perusahaan yang bahkan setelah lebaran belum tentu bisa membayar THR,  "Yang
              ketiga ini penting untuk mendapatkan pengawasan dan pencermatan," tambahnya.

              Adapun, dalam surat edaran THR tersebut disebutkan bahwa perusahaan yang tidak mampu
              membayar THR harus melakukan dialog dengan pekerja dengan melampirkan bukti. Perusahaan
              yang  melakukan  kesepakatan  dengan  pekerja/buruh  pun  melaporkan  kesepakatan  tersebut
              kepada  dinas  yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintah  di  bidang  ketenagakerjaan  paling
              lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan.

              Karena  itu,  Ombudsman  meminta  Dinas  Ketenagakerjaan  di  provinsi  melakukan  fungsi
              pengawasan dan memantau proses dialog yang berlangsung. Ini untuk memastikan keputusan
              yang ditetapkan tidak sepihak.

              Lebih  lanjut,  Robert  juga  mengatakan,  dari  informasi  yang  didapatkan  dari  Kementerian
              Ketenagakerjaan, hingga 6 Mei nanti proses yang masih berlangsung adalah proses konsultasi
              atas pengaduan dan informasi yang masuk.

              Setelahnya, akan berlangsung kerangka pengawasan dimana hal ini akan berujung pada nota
              pemeriksaan,  dimana  nota  pemeriksaan  ini  menjadi  dasar  seperti  apa  tindakan  selanjutnya,
              "Kami berharap ada ketegasan pada pelaku usaha yang tidak mengindahkan kewajiban, karena
              TRH ini hak buruh, dan kewajiban bagi perusahaan membayar itu," ujar Robert.

              Robert juga mengatakan Ombudsman akan terus memantau dan mengawasi proses pembayaran
              THR  ini,  khususnya  pada  proses  pengawasan  yang  dilakukan  oleh  dinas  ketenagakerjaan  di
              provinsi. Dia pun berharap para kepala perwakilan Ombudsman di 34 provinsi membuka posko
              pengaduan, melakukan observasi dan pengawasan yang insentif.

              "Ini baik terhadap perusahaan tapi juga terutama bagi Dinas Ketenagakerjaan di provinsi, untuk
              kemudian dinas ini menjalankan proses mulai dari konsultasi dan pengawasan hingga h-1. Tidak
              hanya H-1 saja, tetapi setelah itu mengingat ada kemungkinan sampai setelah lebaran pun akan
              ada kemungkinan perusahaan tidak membayar," ujar Robert.







                                                           205
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211