Page 101 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 MARET 2021
P. 101

SUDAH DIBAHAS, ATURAN THR TERBIT PALING CEPAT AWAL PUASA

              Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker ) telah membahas aturan Tunjangan Hari
              Raya  (  THR  )  keagamaan  bersama  dengan  Lembaga  Kerja  Sama  (LKS)  Tripartit  Nasional
              (Tripnas). Targetnya, aturan THR itu bisa dirilis paling cepat awal puasa atau sekitar pertengahan
              April 2021 mendatang.

              "Biasanya  awal  atau  pertengahan  puasa  (rilis  aturan  THR  keagamaan),"  ujar  Direktur
              Pengupahan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
              Kerja  (Ditjen  PHI  JSK)  Kemnaker  Dinar  Titus  Jogaswitani  kepada  CNNIndonesia.com,  Kamis
              (25/3).

              Ia  menjelaskan  pembahasan  mengenai  THR  itu  telah  mengikutsertakan  perwakilan
              pekerja/buruh dan pengusaha. Pasalnya, Tripnas sendiri beranggotakan perwakilan dari unsur
              pemerintah, pengusaha, dan pekerja/buruh.

              "Jadi kalau pemerintah membahas bersama stakeholder pasti termasuk wakil pekerja/buruh,"
              imbuhnya.

              Dihubungi  terpisah,  Sekjen  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel  Siregar
              menjelaskan  perwakilan  buruh  dalam  Tripnas  ditentukan  oleh  pemerintah,  yakni  asosiasi
              pekerja/buruh yang jumlah anggotanya lebih banyak. Dalam hal ini, pekerja/buruh diwakili oleh
              Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  dan  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia
              (KSPSI).

              Sayangnya, ia menyatakan kerap kali aspirasi para wakil pekerja/buruh itu tidak terwakili dalam
              Tripnas.

              "Kalau menyuarakan (aspirasi pekerja/buruh) sudah tapi kan keputusan dia sana harus diambil
              bulat  oleh  kelompok di dalamnya.  Sementara  di  dalamnya  ada  pengusaha,  pemerintah,  dan
              pekerja. Nah, kalau saya perhatikan kerap kali tidak berhasil (aspirasi pekerja)," jelasnya.

              Terkait dengan THR tahun ini, sebetulnya ia mengaku legowo apabila perusahaan menunda atau
              mencicil  pembayaran  THR  kepada  buruh.  Asal,  perusahaan  tersebut  dipastikan  mengalami
              tekanan keuangan akibat pandemi covid-19.

              Oleh sebab itu, ia meminta Kemnaker juga turun tangan memastikan kondisi perusahaan itu
              dengan menugaskan pengawas ketenagakerjaan. Bukan sekedar, lanjutnya, mengeluarkan surat
              edaran  seperti  yang  terjadi  tahun  lalu  tanpa  melakukan  pengawasan  nyata  di  lapangan.  Ia
              berharap hal tersebut tidak berulang tahun ini.

              "Kalau kemarin hanya lempar surat edaran, silahkan negosiasi atau tidak. Itu tidak tepat menurut
              saya, hanya lempar surat edaran saja," ujarnya.
              "Dia (pengawas ketenagakerjaan) ada laporannya. Nah, setelah itu, setelah dilaporkan boleh
              negosiasi, lalu dikawal negosiasi itu. Kemudian setelah itu baru nanti pihak pengawas mengawal
              isi perjanjian itu," ucapnya.

              (ulf/sfr).










                                                           100
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106