Page 105 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 MARET 2021
P. 105

MENAKER IDA SEBUT KASUS PELANGGARAN NORMA KETENAGAKERJAAN TERUS
              TURUN
              Jumlah  kasus  pelanggaran  norma  ketenagakerjaan  mengalami  penurunan  dalam  2  tahun
              terakhir. Meski begitu, Pengawas Ketenagakerjaan diminta untuk tetap bekerja secara kreatif
              dan inovatif, guna mengantisipasi berbagai tantangan ketenagakerjaan di masa depan.

              Hasil pengawasan ketenagakerjaan selama 2 tahun terakhir menunjukkan adanya penurunan
              jumlah  perusahaan  yang  melakukan  pelanggaran.  Pada  tahun  2019  sebanyak  21  ribu
              perusahaan  melakukan  pelanggaran,  sedangkan  tahun  2020  turun  menjadi  sekitar  11  ribu
              perusahaan.

              Begitupun  dengan  pelanggaran  norma  ketenagakerjaan.  Pada  2019  terjadi  35  ribu  kasus
              pelanggaran norma ketenagakerjaan. Pada 2020, angka ini turun menjadi 21 ribu. Penurunan
              serupa juga terjadi pada pelanggaran norma K3. Dari 13 ribu kasus pada 2019 turun menjadi 5
              ribu kasus setahun berikutnya.
              "Pelanggaran-pelanggaran  tersebut  telah  ditindaklanjuti  oleh  Pengawas  Ketenagakerjaan
              dengan tindakan persuasif, represif non yustisia, maupun represif yustisia. Sehingga hak-hak
              normatif  pekerja/buruh dapat  dipenuhi  dan pada  akhirnya  meningkatkan  produktfitas  kerja,"
              kata  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah,  dalam  pembukaan  Rapat  Koordinasi  Nasional
              (Rakornas) Pengawasan Ketenagakerjaan Tahun 2021 di Jakarta, Rabu (24/3) malam.

              Masih pada tahun 2020, sebanyak 26 kasus pelanggaran tindak pidana ketenagakerjaan telah
              dilakukan  proses  penyidikan.  Dari  jumlah  tersebut,  24  kasus  merupakan  penyidikan  tindak
              pidana ringan.

              Menaker Ida pun mengapresiasi para PPNS Ketenagakerjaan yang telah berdedikasi menjalankan
              tugas negara untuk menegakan hukum di bidang ketenagakerjaan. "Ini menambah keyakinan
              kita bahwa PPNS kita, memiliki kredibilitas yang tidak perlu diragukan lagi. Saya harap ini menjadi
              contoh dan motivasi bagi PPNS Ketenagakerjaan yang lain," ujarnya.

              Menaker Ida Fauziyah mengungkapkan, salah satu kendala dalam pengawasan ketenagakerjaan
              saat ini adalah tidak sebandingnya jumlah Pengawas Ketenagakerjaan dengan jumlah obyek
              pengawasan.  Hingga  triwulan  IV  tahun  2020,  jumlah  Pengawas  Ketenagakerjaan  seluruh
              Indonesia sebanyak 1.686 orang. Sementara jumlah perusahaan hingga tahun 2021 berdasarkan
              Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan (WLKP) Online telah mencapai 343 ribu perusahaan,
              dengan jumlah tenaga kerja yang tercatat mencapai 9,4 juta orang.

              "Perbandingan  antara  jumlah  pengawas  dan  perusahaan  ini  tentunya  merupakan  tantangan
              tersendiri.  Sementara  itu,  hasil  pengawasan  ketenagakerjaan  selama  2  tahun  terakhir
              menunjukkan adanya penurunan jumlah kasus," katanya.

              Menaker Ida menambahkan, sehubungan telah disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun
              2020 tentang Cipta Kerja dan peraturan pelaksananya, yang merupakan instrumen pendukung
              kemudahan  investasi  dan  penciptaan  lapangan  kerja,  seluruh  jajaran  Kemnaker,  termasuk
              Pengawas  Ketenagakerjaan,  diminta  untuk  terus  menyosialisasikannya  kepada  seluruh
              stakeholders.

              "Pengawas  Ketenagakerjaan  diharapkan  dapat  ikut  berperan  memberikan  informasi  dan
              pemahaman yang baik tentang peraturan pelaksana ini kepada para pengusaha, pekerja, dan
              pemangku kepentingan terkait," kata Ida Fauziyah.

              Dalam kesempatan tersebut, Menaker Ida memberikan penghargaan kepada sembilan kepala
              dinas  ketenagakerjaan  provinsi  yang  berhasil  melaksanakan  penyidikan  tindak  pidana


                                                           104
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110