Page 132 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JANUARI 2021
P. 132
Menurut data ILO, tingkat pertumbuhan output tahunan pekerja Indonesia masih rendah bahkan
di bawah rata-rata negara dengan penghasilan menengah bawah.
"Tingkat produktivitas pekerja kita juga di bawah negara pesaing kita seperti Vietnam," kata Ida
melalui webinar Kompas Talk beberapa waktu lalu.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada bulan Agustus 2020 ada sekitar 138
juta angkatan kerja, yang terdiri dari 128 juta penduduk yang bekerja dan 9,7 juta penganggur
dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen.
Diakui, ada kenaikan jumlah pengangguran dan TPT yang signifikan akibat dampak pandemi.
Menurut perhitungan BPS, ada 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi.
Hal ini, bagi dia, akan menambah beban di sektor ketenagakerjaan, selain dari tambahan 2-2,5
juta angkatan kerja baru yang masuk ke pasar kerja setiap tahunnya.
"Data juga menunjukkan bahwa kita memiliki tantangan dari sisi kompetensi dan produktivitas.
Masih besarnya persentase pekerja dengan pendidikan SMP ke bawah mengakibatkan banyak
pekerja yang masih memiliki skill atau kompetensi rendah," kata Ida.
"Meskipun ada sedikit angin segar untuk masa depan apabila kita melihat pada profil pemuda
berumur 16-30 tahun yang bekerja di mana sudah lebih dari 60 persen yang berpendidikan SMA
ke atas," lanjut dia.
Ida menambahkan, Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada periode 2020-2030.
Pada periode tersebut, struktur penduduk Indonesia sebagian besar akan diisi oleh penduduk
usia muda produktif berusia 20-39 tahun.
Menurut Ida, dalam satu dekade ke depan menjadi penentuan Indonesia untuk bisa
memanfaatkan peluang besar dari bonus demografi.
"Semua hal itu saya kira tantangan bagi kita semua dalam memanfaatkan bonus demografi,"
kata Ida. (*).
131