Page 60 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JANUARI 2021
P. 60

Dikonfirmasi,  Direktur  Pengupahan,  Direktorat  Jenderal  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan
              Jaminan  Sosial  Tenaga  Kerja  (Ditjen  PHI  JSK)  Kementerian  Ketenagakerjaan  Dinar  Titus
              Jogaswitani hanya dapat mengatakan saat ini RPP tentang pengupahan dan JKP masih dibahas
              secara intensif. Ia enggan berkomentar terkait target untuk mengunggah empat RPP turunan
              klaster Ketenagakerjaan ke situs resmi UU Ciptaker.



              BURUH SEBUT RPP JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN BELUM DIBAHAS

              Rancangan Peraturan Pemerintah ( RPP ) klaster ketenagakerjaan Undang-Undang Cipta Kerja (
              UU Ciptaker ) tak kunjung dibuka ke publik. Salah satu penyebabnya adalah pembahasan belum
              rampung, seperti pada RPP Jaminan Kehilangan Pekerjaan ( JKP ).

              Ketua  Bidang  Hubungan  Luar  Negeri  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (KSPSI)
              pimpinan Yoris Raweyaizl, Bibit Gunawan, menyebut RPP JKP sama sekali belum dibahas dan
              dibuka drafnya oleh pemerintah.

              "Cuma jaminan kehilangan pekerjaan yang belum. Belum ada pembahasan sama sekali. Draf-
              nya juga belum ada," ucapnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/1).

              Sementara, tiga rpp lainnya telah rampung dibahas yaitu RPP tentang pengupahan; penggunaan
              tenaga kerja asing; serta tentang perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), alih daya, waktu kerja
              dan waktu istirahat, serta pemutusan hubungan kerja.
              Menurut pria yang ikut dalam pembahasan rancangan aturan itu, tiga aturan yang telah rampung
              dibahas harusnya telah diunggah di portal resmi UU Ciptaker yakni uu-ciptakerja.go.id. Namun,
              ia menilai masih ada beberapa hal yang perlu disinkronisasi oleh pemerintah.

              Terutama, kata dia, dalam RPP tentang Pengupahan yang mengubah formula penetapan upah
              minimum mulai tahun ini. Misalnya, terkait pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang jadi salah satu
              indikator penentu besaran upah.

              "Paling banyak materi itu aspek pengupahan. Aturannya panjang karena akan menjadi revisi PP
              nomor 78/2015. Pembahasan sudah selesai, kalau clear apa belum kelihatannya perlu e xercise,
              misalnya instrumen pendukung seperti BPS atau jaringan di daerah punya kemampuan data
              yang memadai atau tidak kalau itu berlaku," imbuhnya.

              Dikonfirmasi,  Direktur  Pengupahan,  Direktorat  Jenderal  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan
              Jaminan  Sosial  Tenaga  Kerja  (Ditjen  PHI  JSK)  Kementerian  Ketenagakerjaan  Dinar  Titus
              Jogaswitani hanya dapat mengatakan saat ini RPP tentang pengupahan dan JKP masih dibahas
              secara intensif.

              Ia  enggan  berkomentar  terkait  target  untuk  mengunggah  empat  RPP  turunan  klaster
              Ketenagakerjaan ke situs resmi UU Ciptaker.

              "Ini  sekarang  kami  masih  pembahasan  yang  terkait  pengupahan.  Soal pengupahan  dan  JKP
              masih intens dibahas," ujarnya singkat.

              Sebelumnya Ketua Tim Serap Aspirasi atas peraturan turunan UU Cipta Kerja Franky Sibarani
              mengatakan hingga saat ini publik masih kesulitan memberikan masukan atas RPP turunan UU
              Ciptaker karena belum semuanya diunggah ke situs UU Cipta Kerja.

              "Kami harapkan dari 28 itu kami terus mendapatkan masukan dan kami sudah mendapatkan
              komitmen dari pemerintah untuk kekurangannya akan diunggah, katakanlah akhir bulan ini dan
              bertahap minggu depan," ucap Franky akhir Desember lalu. (hrf/sfr).


                                                           59
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65